Soal partai memang belum, tetapi tidak berarti tidak dipikirkan. Di luar kubu istana dan partai-partai oposan yang  ngebet  merapat ke sana --seperti PAN dan Demokrat--,  ada Berkarya punya Tommy dan PKS yang konsisten tarekat oposisinya.
Tommy memang bermasalah dengan Berkarya-nya karena disabot Muchdi PR. Menjelang  pilpres nanti kalau bisa Berkarya harus kembali dikuasai kubu Cendana. Tak heran kalau  Tommy buru-buru menggugat kepengurusan Muchdi  ke  Menkumham. Gawat kalau lepas; masak harus bikin lagi?
Kawan-kawan Gatot di KAMI sadar pula soal kendaraan politik ini. Capres tanpa partai seperti kusir tanpa delman. Melongo di alun-alun.
Salah satu faktor yang jadi batu sandungan para peminat capres adalah angka PT, presidential threshold. Rizal Ramli yang sedang usaha menggugat ke MK agar PT 20% bisa turun sampai  harganya bisa terjangkau kandidat newbie. Kalau bisa, lebih baik lagi dihapus.
Lantas apa usaha Gatot sendiri agar bisa tercatat sebagai kontestan pilpres di KPU nanti?
KAMI adalah salah satu ikhtiar sang jenderal. Deklarasi berturut-turut di pelbagai kota merupakan  usahanya  menapaki  jalur  ke arah puncak. Walau pandemi  merajalela tak jadi soal. Pokoknya, hajar terus bleh!
Meski bukan partai tetapi KAMI jelas menggalang massa politis; seperti  FPI, PA 212, atau GNPF. Tampilan casing-nya memang gerakan moral agar lebih fleksibel. Urusan semacam visi misi dan lain-lain bisa disusun sambil jalan, yang penting harus ada aksi nyata. Branding dulu di depan, penjelasan belakangan.
Posisi Gatot pada dasarnya cukup bagus; setidaknya sudah  ada 3 modal pencitraan  yang bisa dikapitalisasi sebagai  trade mark-nya nanti. Ketiga-tiga modal itu berasal dari  warisan jenderal-jenderal senior  yang sudah malang-melintang di dunia persilatan politik tanah air. Belum tentu manjur bagi Gatot tapi sudah terbukti ampuh pada masanya masing-masing.
Modal pertama, mantra anti-komunis warisan jenderal mesem Soeharto. Â The smiling general.
Sejak masih panglima, Gatot mencitrakan diri anti-komunis lewat gagasan menghidupkan tradisi  nonton film G30S/PKI setiap akhir September. Yang berani mempertanyakan atau mengkritisi soal ini tinggal dicap: sudah terkontaminasi, atau terindikasi.