Faisal Basri membuat pernyataan yang cenderung clickbait.
Dalam cuitannya ekonom senior tersebut mengatakan bahwa Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan lebih berbahaya dari coronavirus COVID-19.
Link yang tercantum sebelumnya memperlihatkan, nampaknya Faisal sedang mengomentari pernyataan Luhut tentang virus tersebut.
Sayangnya, komentar tersebut tampak tergesa-gesa, emosional, dan irasional, jika tanpa penjelasan atau argumen pembanding; atau penjelasan lain setelah itu.
Faisal Basri, (twitter.com, @FaisalBasri):
Luhut Panjaitan lebih berbahaya dari coronavirus COVID-19
Luhut Binsar Pandjaitan, (tempo.co, 2/4/2020):
"Dari hasil modelling, cuaca Indonesia di ekuator yang panas dan humidity tinggi maka untuk COVID-19 itu enggak kuat."
Mudah-mudahan akun Faisal ternyata diretas dan kita tidak perlu membahasnya lebih lanjut.
Namun jika apa yang ditulis itu disampaikan secara sadar maka tentu Faisal berutang penjelasan kepada publik.
Menurut logika sederhana, sepotong pernyataan Faisal tersebut sudah banyak mengandung cacat bawaan.
Misal kalimatnya "HIV lebih berbahaya dari Corona" atau "Luhut lebih berbahaya dari koruptor"; terdengar setara logika bahasanya. Ini umpama.
Jika penekanan yang dimaksud Faisal adalah pada poin bahaya, maka rasanya kurang pas juga.
COVID-19 itu kalibernya global dan tanpa batas negara.
Menurut tingkat ancamannya terhadap kemanusiaan, pandemi kelasnya adalah setara dengan perang dunia. Baik dari segi korban jiwa maupun pihak-pihak yang terseret ke dalam perang multinasional tersebut.