Pemadaman listrik total atau blackout selama kurang lebih 10 jam menyebabkan konsumen meradang. Tagar #matilampu menjadi trending topic.
Selain aktivitas rumah tangga terganggu, fasilitas publik yang lain juga jadi ikut terimbas.Â
Di Jakarta MRT dan KRL off,  padahal sistem MRT menurut PLN memiliki cadangan daya. Lampu lalu lintas dan gerbang tol juga terganggu hingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. Entah kenapa jaringan seluler juga ngadat, apakah karena operator tidak mempunyai genset untuk back up listrik PLN?
Dari Elshinta ada sedikit titik terang, katanya 6 gas turbin di Suralaya, Banten, kena trip atau gangguan. Yang ke-7 malah dalam posisi mati. Sementara itu, Pasokan dari Cilegon juga idem, mengalami gangguan. Ditambah lagi adanya gangguan transmisi SUTET yang juga ikut-ikutan rewel.
Setelah listrik menyala kembali dan internet normal, channel berita jadi tujuan utama untuk mencari tahu apa yang terjadi siang tadi.
Konferensi pers Plt Dirut PLN yang dilantik Jumat kemarin lusa, Sripeni Inten Cahyani,  menyatakan bahwa blackout terjadi karena gangguan transmisi di Ungaran dan Pemalang. Dalam kesempatan itu Sripeni juga membantah adanya sabotase atau motif politik.Â
Pemadaman di Jawa dan Bali juga pernah terjadi tahun 1997 dan 2018 lalu.
Dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, Â I Made Suprateka juga mengatakan hal senada. Pemadaman aliran listrik terjadi karena gangguan transmisi, sama seperti yang dikatakan Sripeni.
Tagar #matilampu di twitter kemudian berubah menjadi #terimakasihpln.
Bagaimana dengan kabar gangguan 6 gas turbin yang penulis dengar siang tadi?