Bukan karena pertemuan AHY dengan Jokowi di istana yang jadi penyebab Prabowo batal menengok Ani Yudhoyono di Singapura.
Prabowo sepertinya jengah jika momentum menengok Ani berpeluang mempertemukan dirinya dengan Menko Polhukam Wiranto dan Mahfud MD yang juga berkunjung bersama beberapa tokoh lain pada hari yang bersamaan. Khawatir diinterogasi soal klaimnya tempo hari, atau diajak janjian bertemu dengan Jokowi.
Sebelumnya, Luhut Binsar yang mencari Prabowo untuk menyampaikan pesan Jokowi terkait perlunya upaya mendinginkan suhu politik pasca-pemilu. Pertemuan itu secara terbuka lewat media dinyatakan gagal karena Prabowo beralasan sakit flu, walaupun bisa juga pertemuan terjadi tetapi secara diam-diam tanpa diketahui publik.
Luhut sendiri mengakui bahwa pembicaraan lewat telepon sudah dilakukan dan keduanya bercakap-cakap sebagai kawan yang sudah saling mengenal dalam waktu lama. Luhut dan Prabowo memang sama-sama berasal dari TNI Angkatan Darat, dan  sama-sama baret merah Koppasus.
Bisa dipahami jika Prabowo enggan berada dalam situasi tidak enak  jika harus bertemu dengan orang-orang dari lingkaran dekat Jokowi. Setidaknya mungkin sampai pelantikan presiden terpilih nanti.
Pada pelantikan presiden tahun 2014 lalu, Prabowo hadir di istana meskipun sebelumnya menolak hasil perhitungan suara pilpres KPU dan bahkan melakukan sujud syukur berdasarkan perhitungan suara oleh timnya sendiri.
Kabar terbaru malam ini ada juga tentang penyelenggaraan Multaqo Ulama di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
Acara ini dihadiri 1500 ulama, habaib, dan cendekiawan muslim yang berasal dari berbagai pesantren dan lembaga. Â Mereka antara lain, K. H. Maimoen Zubair atau Mbah Moen, Shinta Nuriyyah Wahid, Kyai Said Aqil Siraj (Ketum PBNU), Habib Luthfi bin Yahya (Ketua MUI Jateng), Â K.H. Masdar F Mas'udi (cendekiawan muslim), juga Habib Salim Jindan dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasarudin Umar.
Apabila dilihat dari materi para pembicara, jelas sekali tujuan yang ingin disampaikan: perlunya menjaga konstitusi untuk menegakkan NKRI dan pentingnya menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyyah di atas kepentingan-kepentingan politik pasca-pemilu terutama pilpres. Sangat tegas melawan pihak-pihak siapapun yang akan melakukan gerakan inskonstitusional.
Tema yang disampaikan dalam Multaqo Ulama yaitu:
- "Kewajiban taat kepada ulil amri (pemerintah)" oleh Nasarudin Umar.
- "Hukum makar dalam Islam" dibawakan oleh Habib Salim Jindan.
- "Perlunya menjaga ukhuwah Islamiyyah" oleh Masdar F Mas'udi.
- "Perlunya menjaga stabilitas dalam Islam" oleh Masykuri Abdillah.
Multaqo ulama ini sangat penting bagi umat Islam agar tidak dicekam kebingungan. Sebelumnya pada hari Selasa lalu bertepatan dengan May Day, sekelompok ulama mengumumkan fatwa yang sangat tendensius berkaitan dengan pemilu 2019 lalu.