Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Kerja, Sri Mulyani, adalah profesional yang kompetensi dan kinerjanya diakui secara internasional. Rakyat Indonesia harus bangga dan respek atas kesediaannya meninggalkan jabatan terdahulu sebagai Managing Director of The World Bank Group untuk bergabung dalam pemerintahan Jokowi di tanah air.
Berbagai penghargaan tingkat dunia yang diterima Sri Mulyani sebagai menteri keuangan adalah bukti apresiasi dunia internasional terhadap apa yang telah dicapainya.  Terbaru, FinanceAsia memberikan penghargaan  Menteri Keuangan terbaik Asia-Pasifik untuk yang ketiga kalinya pada tahun ini. Selain FinanceAsia, penghargaan yang pernah diraih Menkeu kita diperoleh dari  majalah The Banker sebagai Finance Minister of The Year 2019 dan Menteri Terbaik Dunia Versi World Government Summit di Dubai tahun 2018.
Menurut  The Banker yang berpusat di London, Sri Mulyani berprestasi karena telah berhasil menekan angka defisit PDB 1,86% pada tahun 2018 yang lebih rendah dari perkiraan; memperbaiki birokrasi perpajakan yang bermuara meningkatnya perolehan pajak negara; dan strategi pembiayaan yang aman untuk pemulihan daerah pascabencana.
Di dalam negeri, tidak semua orang memahami apa yang telah dikerjakan Menkeu. Fadli Zon menilai bahwa Menkeu Sri  terbaik bagi pihak asing karena berhasil menyenangkan tuannya. Pada kesempatan lain, Prabowo juga memberi gelar pada Sri Mulyani sebagai  menteri pencetak utang karena bertambahnya jumlah pinjaman negara kepada pihak luar negeri.
Meskipun dijelaskan berkali-kali terkait keamanan posisi utang Indonesia, tetapi pengkritik tidak paham-paham juga apa yang telah dijelaskan. Memang lebih mudah dikatakan lidah politisi yang tak bertulang, karena negara berutang banyak maka menteri keuangannya adalah menteri pencetak utang!
Bagi  Sri Mulyani yang juga seorang akademisi, apa yang dikatakan oleh lawan politik mungkin tidak menjadi beban yang dipikirkan. Agenda ekonomi dan keuangan yang sedang dihadapi Indonesia jauh lebih penting dari penghargaan atau kritikan. Dalam konteks Pilpres 2019, pendukung Jokowi-Ma'ruf juga pada umumnya sepakat, pencapaian Menkeu Kabinet Jokowi saat ini adalah prestasi anak bangsa yang mengharumkan Indonesia di mata dunia.
Yang menjadi permasalahan adalah dilema bagi kubu oposisi pendukung Prabowo-Sandi.
Pada saat kampanye pilpres di Gunungkidul, Sandiaga Uno mengatakan bahwa rancangan kabinet versi Prabowo-Sandi akan merekrut menteri-menteri terbaik yang ada di jajaran kabinet Jokowi saat ini. Sri Mulyani termasuk salah satunya.
Sandiaga Uno, 5/4/2019 (detik.com):
"Kita sampaikan bahwa the best and brightness sons and daughters, tokoh-tokoh yang luar biasa memiliki komitmennya seperti Bu Sri (Mulyani), Pak Chatib Basri atau Menteri Keuangan lain yang profesional dan tidak terlihat terafiliasi politik kemana kita beri kesempatan (masuk kabinet Prabowo-Sandi)."
Narasi Sandiaga jelas berlawanan dengan statement Prabowo sebelumnya yang mengkritik habis-habisan Menkeu Sri Mulyani dan memberi gelar menteri pencetak utang. Menarik untuk dijadikan bahan survei di kalangan pendukung Prabowo-Sandi, apakah lebih sepakat dengan Prabowo yang menyatakan Sri Mulyani menteri pencetak utang; ataukah setuju dengan Sandiaga Uno yang memandang Sri Mulyani sebagai menteri yang berprestasi.
***