Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi Masih Bekerja, Oposisi Sudah Beraksi

26 Agustus 2018   07:57 Diperbarui: 26 Agustus 2018   08:23 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasangan capres-cawapres sudah terdaftar di KPU dan baru akan ditetapkan tanggal 20 September 2018. Masa kampanye , mulai diberlakukan KPU dari 23 September 2018 hingga 13 April 2019.

Berdasarkan jadwal Pilpres 2019 yang ditetapkan KPU di atas, mesin tempur kubu Jokowi masih terparkir gabut --gaji buta=gak ada kerja-- sementara kubu lawan rupanya sudah tidak sabar.

Tiga titik sudah terdeteksi mulai panas.

Di Pangkalpinang Rocky Gerung, Marwan Batubara dan Ratna Sarumpaet rencananya akan menjadi pembicara diskusi Sabtu kemarin 25 Agustus 2018, ada tagar ganti presiden dalam acara ini. Kemudian di Surabaya, Ahmad Dhani akan menghadiri deklarasi relawan tagar pada hari Minggu. Titik ketiga ada di Pekanbaru, Neno Warisman  donatur gerakan tagar, Sabtu malam masih tertahan di gerbang bandara. Rencana Neno juga sama, hadir dalam acara relawan deklarasi tagar di sana.

Namun kegiatan di tiga kota tersebut tidak berjalan karena mendapat penolakan.

Baik berjalan lancar maupun tersendat-sendat, atau bahkan dihentikan, bukanlah target utama dari acara main tagar itu. Target terpentingnya adalah satu: pemberitaan media nasional, lebih sukses lagi jika mendapat perhatian media global.

Cara bermain kubu oposisi itu mirip (atau meniru?) gerakan mahasiswa  di era reformasi.

Pada masa reformasi di mana gerakan mahasiswa marak menuntut turunnya Soeharto, model-model ribut dengan aparat sudah biasa. Kalau perlu sampai tipiring  --tindak pidana ringan-- berharap agar terjadi penahanan. Targetnya apa? Pemberitaan!

Percuma demo berkoar-koar kepanasan (tanpa donatur lagi)  kalau tidak ada pemberitaan media. Itulah sebabnya kadang-kadang mahasiswa nyari gara-gara biar ribut dengan aparat. Metode caper ini  dulu relatif sukses menarik media, namun bukannya tanpa resiko. Setelah acara hampir selalu ada korban, minimal kena pentung atau mata perih terkena gas air mata.

Oposisi sudah tidak sabar dari dulu

Fahri Hamzah dan Fadli Zon juga konon katanya garang abis pada masa reformasi dulu, terlepas dari fakta PKS dan Gerindra mendukung usulan Soeharto sebagai pahlawan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun