Walaupun demikian, alangkah normalnya jika kita sebagai warga negara biasa pun ikut membantu aparat sebagai wujud apresiasi dan dukungan moral atas jerih payah yang telah mereka lakukan.Â
Kita bisa berperan menyukseskan Asian Games 2018 dengan berperilaku tertib dan tidak memanfaatkan event itu untuk mengadakan kegiatan yang justru mengganggu ketertiban umum.
Selain kemungkinan adanya gangguan keamanan dari teroris dan pembuat onar, Indonesia secara alamiah memiliki potensi terjadinya bencana alam gempa bumi.
Indonesia adalah negeri dengan 127 gunung berapi aktif. Belasan di antaranya merupakan gunung dengan aktivitas vulkanik di atas normal. Di sekitar Jakarta dan Palembang terdapat Gunung Kerinci, Krakatau, Gede, Galunggung dan Papandayan, yang tergolong kategori gunung berapi aktif.Â
Informasi terbaru, Krakatau yang terletak tidak jauh dari Jakarta, saat ini mengalami aktivitas cukup tinggi hingga menimbulkan tremor atau getaran hingga pesisir Serang, Banten. Aktivitas vulkanik merupakan salah satu pemicu gempa yang bisa terjadi kapan saja.
Selain aktivitas vulkanik, pusat gempa juga bisa berupa aktivitas tektonik.
Secara geografis, bumi Nusantara berada dalam kawasan "The Pacific Ring of Fire". Tanah tempat kita berpijak ini berada pada satu kawasan berbentuk ladam yang merupakan pertemuan 3 lempeng bumi yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Ratusan sesar dan patahan sudah terpetakan, tetapi ratusan lainnya belum terdata.
Di Jakarta, gempa yang cukup terasa mengguncang gedung-gedung terjadi tanggal 23 Januari 2018 lalu, berkekuatan 6,1 skala richter. Pusat gempa berada 61 km di bawah dasar Lautan Hindia dekat pantai selatan Banten, namun rambatannya terasa cukup kuat di ibukota karena faktor kedalaman epicentrum dan labilnya tanah di bawah kawasan Jabodetabek.
Sebelum itu, jejak sejarah merekam ada tiga lindu yang pernah terjadi di kawasan yang dahulu bernama Batavia ini. Gempa cukup kuat terasa pada tanggal 2 September 2009, berpusat di sekitar Tasikmalaya dengan kekuatan 7,3 skala richter. Sedangkan dua gempa besar lainnya yang tercatat meluluhlantakkan gedung dan bangunan-bangunan terjadi pada tanggal 5 Januari 1669 dan 10 Oktober 1884.