Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2019, Mana Panggung untuk AHY?

27 Juli 2018   03:46 Diperbarui: 30 Juli 2018   21:39 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapten Inf. Agus Harimurti sebagai pemateri pada Konferensi Internasional Futurologi 28 Juli 2011 (youtube.com).

Agak kesulitan penulis menemukan berita atau informasi tentang sepak terjang Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, terutama dengan jabatannya sekarang sebagai Komandan Satgas pemenangan Pilpres 2019 Partai Demokrat, aksi secara aktif maksudnya. Terakhir berita yang muncul adalah ketika "diboncel-boncelin" oleh Arief Poyuono, Waketum Partai Gerindra.

Dalam kesempatan "emas" itu, AHY sebenarnya dapat menjadikan momentum  serangan verbal politik Arief Poyuono untuk muncul,  memberikan respon  yang simpatik. Akan tetapi yang terjadi malah Prabowo yang tampil,  mengoreksi ucapan Arief sekaligus menegurnya, di depan publik.

Baca: Hikayat SBY dan 7 Futurolog Dunia

Bukan sekali ini AHY tampil pasif. Saat Pilgub DKI 2016 dulu, respon atas serangan terhadap AHY justru dilakukan oleh mamanya, Ani Yudhoyono. Terkesan betapa keluarga AHY sangat berperan di sini, terlalu reaktif.

AHY bersama SBY dan Prabowo (kompas.com).
AHY bersama SBY dan Prabowo (kompas.com).
Profil AHY sendiri sebenarnya cukup mengesankan, berprestasi dalam skala internasional. Mendunia, katakanlah begitu. Terlepas dari peran SBY saat berkuasa  untuk membantu mengorbitkan putra sulungnya tersebut sejak masih aktif di militer. Wajar saja dalam dunia perpolitikan di Indonesia yang cenderung mengarah ke sistem politik dinasti.

Berpengalaman dalam pendidikan dan penugasan-penugasan di luar negeri, termasuk Kontingen Garuda XXIII di Timur Tengah, menempa Agus dalam interaksi lintas kultur dan bahasa. Poin ini mestinya bisa menjadi sangat positif, dalam arti: "Di luar aja bisa kenapa di dalam (negeri) ngga?

Dalam urusan politik di Indonesia, lulusan luar negeri memang tidak selalu menang dalam kompetisi dengan sosok yang berlatar belakang lokal, buatan dalam negeri. 

Contohnya, di dalam internal Demokrat sendiri sosok Anas Urbaningrum dapat mengalahkan Andi Mallarangeng dalam perebutan kursi Ketum Demokrat. Anas adalah lulusan Universitas Airlangga, sedangkan Andi Mallarangeng lulusan S2 dari Northern Illinois, Amerika. Lalu Prabowo yang banyak mengenyam pendidikan luar negeri sejak kecil, kalah saat berhadapan dengan Jokowi di Pilpres 2014. 

Biarkan AHY turun ke gelanggang.

Menghadapi Pilpres 2019, sepertinya Prabowo membuka  peluang bagi AHY untuk mendampinginya sebagai cawapres. Lihat saja pernyataan-pernyataan publik Prabowo tentang AHY dan bandingkan dengan 9 nama cawapres yang disodorkan PKS. Belum ada cerita Prabowo mengangkat sosok Aher atau Anis Matta dalam pembicaraan-pembicaraannya di depan media.

Gerindra menurut Wasekjen Andre Rosiade, mengharapkan AHY bisa menjembatani koalisi pendukung Prabowo dengan generasi millenials penggila gadget. Walaupun hal itu agak diragukan mengingat AHY tidak kelihatan cukup luwes dalam mengelola media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun