14 Juli, sebulan lalu, saya mendaftarkan diri bergabung di Kompasiana. [caption id="attachment_225698" align="alignright" width="250" caption="...tidak lama setelah interview...(sumber : http://madcaponline.com)."][/caption] Setelah melalui serangkaian ujian, mengisi rupa-rupa formulir, dan tes wawancara, akhirnya diterimalah saya di Kompasiana ini. Pak Edmin yang ketika itu menjadi ketua panitia rekruitmen. Saya dipanggil ke ruangannya, segera setelah proses-proses administrasi diselesaikan. "Silakan duduk," sambut Pak Edmin ramah sekali,"Selamat bergabung di Kompasiana Nak! Mulailah berkarya dengan rajin dan tekun. Usahakan seorisinil mungkin, dan jangan sekali-kali kopi paste karya orang lain yaa! Apalagi sesama kompasianer, karena ketauannya lebih cepat. Juga jangan sekali-kali bikin gaduh dan jauhilah perbuatan yang memancing onar atau mencari gara-gara." Kurang lebih begitu pesannya kepada saya. Lalu kamipun berjabatan tangan, terlalu erat, sehingga tangan saya agak linu. "Eeee...maaf Pak, mengenai biaya pendaftaran, terus biaya fasilitas-fasilitasnya, bagaimana Pak?" "Oooo...Hahahahaaaa...!!" Pak Edmin malah ketawa terbahak-bahak. "Di sini semuanya gratis Nak, tidak ada biaya sepeserpun! Tidak usah ragu-ragu, tak usah sungkan-sungkan, silakan manfaatkan sepuasnya. Malah kalau ada kesulitan-kesulitan, jangan segan hubungi kami Nak" jawabnya sambil tersenyum. Selanjutnya saya diantar berkeliling sebentar di ruangan utama. Ada ruang untuk etalase, menampilkan karya-karya kompasianer terbaru. Ada pula ruang VIP untuk tamu kehormatan dan para juru warta, mereka adalah para selebritisnya Kompasiana. Ruangan ini nampak dari mana-mana, seperti akuarium. Segala aktivitas mereka di ruangan ini dapat terlihat dari luar. O ya, kita pun bisa mengajak berteman dengan mereka, walaupun mereka belum tentu mau diajak temenan sama kita. Harap maklum, sebagai orang-orang penting, mereka sibuk sekali. Apapun yang mereka sentuh harus dilakukan dengan kecepatan optimum. Tidak jauh dari situ, ada ruangan transit buat kompasianer baru seperti saya, bersebelahan dengan ruang untuk kompasianer teraktif. Waktu itu saya lihat Pak Katedra Rajawen dan kawan-kawan sedang asyik mengetik, tampak aktif sekali. Namanya juga kompasianer teraktif, heheheeee....
***
Sendirian, segera saya benahi kamar kerja saya.
Berbagai peralatan saya amati sambil menebak-nebak guna dan manfaatnya. Foto diri di depan pintu saya pasang sebagai pengenal identitas, agak buram karena saya cropping dari foto entah apa. Sewaktu mau mengisi perihal keterangan pribadi, agak bingung saya mengisinya. Dengan kalimat bagaimana saya harus mendeskripsikan kepribadian saya? Takut terkesan angkuh, atau romantis, atau malah konyol. Ya sudahlah, saya isi seadanya saja. Belakangan, itu pun saya ganti lagi beberapa kali. Rupanya kita selalu tidak yakin dengan kepribadian kita sendiri. Saya, maksudnya.
Selagi mengisi ini dan itu, seorang gadis (?) menghampiri. Mariska Lubis namanya. Setelah berkenalan sebentar Ia memberikan buku panduan tambahan kepada saya agar dapat menyesuaikan diri secara lebih baik. Saya pikir itu bukunya dia, ternyata itu dari Engkong Ragile. Makasih semuanyaa....
Saya juga kadang-kadang nanya sama Bang Asrul kalau ada sesuatu yang ngga ngerti. Bang Asrul pun baik juga orangnya. Pembawaannya selalu optimis walaupun mula-mulanya curiga sama saya. Waktu saya tanya "Bang, tag itu gunanya apa yaa?" Bang Asrul malah balik nanya "You mau nguji apa betulan kagak tau?" Hahahahaaa.... Saya sempat keder juga jawabnya ditanya balik begitu, emang saya tidak tahu beneran waktu itu, sumpah!
Setelah saya selidiki seluk beluknya, rupanya tag itu berkaitan dengan kekerabatan isi tulisan. Jika suatu kata atau frase digunakan sebagai tag dalam 2 (atau lebih)Â tulisan, secara otomatis tulisan yang mengandung tag yang sama akan ditampilkan sebagai tulisan terkait pada halaman tulisan yang sedang kita baca itu.
Hal ini dapat kita manfaatkan untuk keperluan promosi tulisan tertentu yang ingin kita tonjolkan. Sedikit lebih canggih dari metode menempelkan stiker (link) secara manual yang didakwa sebagai tindakan spamming oleh sebagian kompasianer.
Sebagai contoh, misalnya, saya ingin mempromosikan tulisan "Lapak-Lapak Digital", saya buatlah judul itu sebagai tag di tulisan yang bersangkutan dan tulisan-tulisan lain yang saya punya. Efeknya, tulisan tersebut akan dimunculkan sebagai tulisan terkait pada halaman tulisan-tulisan saya yang lain. Begitu pula jika ada tulisan orang lain yang menggunakan tag yang sama.
Popularitas tag itu pun tergantung pula seberapa banyak tag itu digunakan. Semakin banyak, maka ukuran tulisan tag itu (di halaman profil kita) akan semakin tumbuh besar pula. Kalau tidak percaya, cobalah lihat di halaman profil saya. (...kalau sudah tahu ga usaah...! ).
Sebagai gambaran, begitulah kira-kira kegiatan saya diawal-awal bergabung dengan Kompasiana.