Mohon tunggu...
Agung Kurniawan Sastro
Agung Kurniawan Sastro Mohon Tunggu... Dokumentator -

Hanya seorang yang gemar mengabadikan momen dalam bentuk gambar dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

2017: Madrid, Zidane, dan Benzema

1 Januari 2018   16:36 Diperbarui: 1 Januari 2018   17:01 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zinedine Zidane, salah satu pelatih terbaik di dunia


Real Madrid menjadi klub tersukses di daratan eropa sepanjang 2017. Tercatat el real sukses menjuarai Laliga, Liga Champions, Super Spanyol, Super Eropa, dan Piala dunia antar klub. Bahkan, si putih tercatat sebagai klub dengan jumlah trofi terbanyak di dunia. Meski terbilang sukses meraih sejumlah piala di sepanjang 2017, penampilan Real Madrid saat ini mengalami sedikit penurunan. Bukan tanpa alasan, sejumlah pemain "cadangan" yang memiliki kontribusi besar di musim lalu sudah tidak lagi berseragam klub kebanggaan ibukota Spanyol ini, sebut saja Alvaro Morata,  Pepe, dan James Rodriguez.

Pemain-pemain penting itu kerap menjadi pembeda, ketika klub ini menemui kebuntuhan. Guna menggantikan pemain itu, Real Madrid sukses mendatangkan sejumlah pemain muda yang sangat potensial. Ceballos di datangkan untuk menggantikan peran James yang sudah tidak betah karena menit bermain yang sedikit diberikan oleh sang entrenador, Zidane. Begitupun, Vallejo, dipulangkan untuk menggantikan Pepe yang tidak diperpanjang kontraknya. Sementara, Alvaro Morata dilego ke Chelsea karena si pemain menuntut menit bermain, dan Zidane lebih memilih juniornya di timnas Perancis dulu, Karim Benzema.

Secara kualitas, pemain-pemain muda yang didatangkan memiliki prospek jangka panjang yang sangat menjanjikan. Ditambah lagi pemain-pemain dari akademi Madrid, sebut saja Asensio dan Vazquez. Secara keseluruhan, klub ini menjadi klub yang sangat kuat dengan pemain senior yang sarat pengalaman dan pemain muda yang memiliki prospek menjanjikan kedepan. Tak perlu bukti lama, Asensio menjadi pembeda saat Madrid sukses meraih piala super Spanyol dengan mengalahkan Barcelona dua kali, di Camp Nou dan Bernabeu. Juga saat meraih piala super eropa setelah menaklukan Manchester United.

Zinedine Zidane, salah satu pelatih terbaik di dunia
Zinedine Zidane, salah satu pelatih terbaik di dunia
Zidane pun menunjukkan bahwa dia adalah salah satu pelatih terbaik di dunia saat ini. Dari segi taktik yang selalu digunakan, memperlihatkan pelatih ini memiliki sejumlah strategi. Secara pribadi, saya takjub dengan kualitas Zidane dari segi pemilihan pemain, keberaniannya merotasi pemain, dan keberaniannya memberikan menit untuk pemain muda.

Masalah terjadi di awal-awal Laliga musim ini. Real Madrid mengalami hasil buruk. Tercatat Real Madrid mengalami 2 kemenangan, 2 seri, dan 2 kekalahan dalam 6 laga awal. Dan permasalahan utama Madrid adalah lini depan yang kering. Bahkan keringnya lini depan Madrid terbilang cukup panjang, bahkan hingga jornada ke 16.

Sorotan paling tajam tentu mengarah ke mega bintang mereka, Cristiano Ronaldo. Namun, Ronaldo masih menunjukkan ketajamannya di pentas Liga Champions. Berbeda dengan Karim Benzema yang secara terang-terangan mendapat kritikan dari supporter. Meski mendapat banyak kritik, Zidane selalu pasang badan untuk pemainnya itu, bahkan Benzema tetap ditampilkan sebagai starter.

Benzema, masalah lini depan Madrid
Benzema, masalah lini depan Madrid
Namun, Zidane bukan tanpa kesalahan, menurut saya pribadi, kesalahan terbesarnya adalah merelakan Alvaro Morata pergi dan terus memainkan Benzema. Di musim lalu, jumlah gol Morata lebih baik dibandingkan Benzema, meski dengan menit yang lebih sedikit. Selain itu, Benzema tidak memiliki pesaing yang layak di dalam klub. Saat ini, Madrid memiliki Mayoral sebagai pelapis Benzema, bukan pesaing dia pastinya.

Di Laliga saat ini, Madrid tengah terpuruk di posisi ke-4, jelas untuk klub sekelas Madrid yang bertabur bintang, berada diposisi 4 adalah suatu keterpurukan. Saat ini Madrid tertinggal 14 poin dari Barcelona yang berada dipuncak. Selain itu, Madrid juga terseok-seok di Liga Champions, meski diawal-awal tampil bagus. Madrid sedikit terbantu dengan performa buruk Dortmund. Jika saja Dortmund dalam top performance, bukan tidak mungkin Madrid akan tersingkir.

Secara keseluruhan, sepanjang musim 2017 merupakan musim yang menakjubkan bagi klub pemenang 12 piala Liga Champions ini. Namun di balik perjuangan Madrid tersebut, ada perjuangan yang luar biasa dari seluruh punggawa el real.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun