Mohon tunggu...
Agung Sakt Sugito
Agung Sakt Sugito Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY

UAJY

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teori Kolonialisme Elektronik dalam Pemasaran Iklan Layanan Grab

7 September 2020   00:38 Diperbarui: 7 September 2020   00:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di Indonesia sendiri tentu sudah tidak asing lagi dengan adanya transportasi online. Awal kemunculan transportasi online sendiri muncul dengan banyak kontra oleh transportasi konvensional. Salah satu transportasi online yang ada di Indonesia adalah Grab, Grab sendiri muncul di Indonesia pada awal tahun 2014 (Cahyu, 2019). Sebelum adanya Grab sudah ada aplikasi transportasi online lain di Indonesia.

Grab dapat bertahan di berbagai negara hingga sekarang karena cara pemasaran mereka yang sangat menarik perhatian. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya iklan Grab yang kita jumpai di sosial media. Grab sendiri mengiklankan aplikasinya di hampir semua media sosial. Seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan Twitter. Grab sendiri banyak menawarkan jasa tidak hanya untuk mengantar orang tetapi Grab juga berinovasi dengan jasa Grab Food, Grab Mart, Grab Delivery dan banyak lagi yang ditawarkan.

Kasus ini dapat dianalisis mengunakan Teori Kolonialisme Elektronik. Teori Kolonialisme Elektronik adalah teori yang memandang bahwa media global, termasuk iklan, yang berfokus untuk memberi pengaruh terhadap seseorang berpikir, bertindak, dan memandang sesuatu hal (Tyas, B. 2015). Jika kita menganalisis kasus ini dengan mengunakan teori ini, hal ini dapat kita lihat dengan cara Grab mengiklankan layanan jasanya di berbagai media. Iklan yang dimanapun dapat kita temui dimedia manapun membuat masyarakat menjadi tertarik mengunakan aplikasi Grab. Salah satunya banyak masyarakat lebih memilih membeli makanan melalui GrabFood karena banyak promo-promo menarik yang Grab tawarkan. 

Banyaknya penguna layanan Grab dibukitkan dengan jumlah masyaraka mengunduh aplikasi Grab, pada tahun 2019 saja sudah mencapai 144 juta orang yang mengunduh aplikasi Grab (Setyowati, D. 2019). Melalui iklan Grab hal ini membuktikan bahwa Grab sudah mengubah kebiasaan masyarakat yang dulu membeli langsung ditempat sekarang dapat membeli dengan berdiam di rumah. Selain itu  hal yang berubah adalah ketika sekarang kita dapat memesan ojek dari rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyu (2019, 9 Maret). Kisah perjalanan Grab dari lahir hingga jadi decacorn. liputan6.com. diakses dari  https://www.liputan6.com/tekno/read/3912922/kisah-perjalanan-grab-dari-lahir-hingga-jadi-decacorn

Setyowati, D. (2019, 19 April). Persaingan ketat Gojek dan Grab menjadi superapp.  Katadata.co.id. diakses dari https://katadata.co.id/muchamadnafi/indepth/5e9a51a6c7c7a/persaingan-ketat-gojek-dan-grab-menjadi-superapp.

Tyas, B. (6 September 201)5. Teori kolonialisme elektronik dan teori sistem dunia. Prezi.com. Diakses dari https://prezi.com/ekcz4fkvlfyp/teori-kolonialisme-elektronik-dan-teori-sistem-dunia/

#komglob03

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun