Mohon tunggu...
Agung Risky Saputra Marpaung
Agung Risky Saputra Marpaung Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Bio

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar dari George Floyd si Hitam Manise

10 November 2020   00:55 Diperbarui: 10 November 2020   01:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kematian seorang Afrika-Amerika, George Floyd di tangan seorang perwira Polisi kulit putih menghidupkan kembali gerakan protes global. Tetapi demonstrasi saja tidak akan membawa perubaha yang sangat dibutuhkan masyrakat.

Tentu saja, orang kulit putih mengalami kesulitan dan ketidakadilan dalam hidup mereka juga. Namun mereka tidak akan pernah bertanya-tanya apakah masalah yang mereka hadapi disebabkan oleh warna kulit mereka. Ini adalah hak istimewa. Seseorang yang tidak pernah mengalami diskriminasi saat berburu tempat tinggal atau pekerjaan, atau selama pemeriksaan Polisi tidak akan pernah mengembangkan kesadaran akan masalah ini. Itulah mengapa sangat penting bagi orang kulit putih untuk merefleksikan pikiran dan perilaku mereka.

Itu tidak mudah. Tidak seorang pun, selain menyatakan diri sebagai rasis, akan ingin mengakui bahwa mereka juga secara tidak sengaja memiliki pandangan rasis. Kita semua pernah mendengar orang menyatakan bahwa mereka "tidak peduli dengan warna kulit apa yang anda miliki" dan bahwa mereka "buta warna". Sungguh hal yang secara politis benar untuk dikatakan. Padahal, sayangnya, hal itu tidak dibenarkan. Kita semua melihat penampilan fisik manusia lain sebelum berinteraksi dengan mereka. Itu naluria, perilaku manusia. Itu tak terhindarkan. Akan tetapi, masalahnya selain mungkin pakaian seseorang, hal yang pertama yang kami perhatikan adalah warna kulitnya. 

Saatnya membuang stereotip. Kita harus menyadari kenyataan ini untuk melepaskan diri dari stereotip yang tertanam dalam yang tumbuh dari perbudakan, kolonialisme, dan neo-kolonialisme. Keturunan pelaku dan korban tidak mempunyai pilihan : mereka harus mencari cara untuk akur. Merupakan tanggung jawab setiap orang untuk bekerja mengatasi rasisme. Akan tetapi orang kulit putih harus berusaha ekstra. Idealnya, semua orang-setiap orang dari mereka yang memiliki upah minimum hingga tokoh politik berpangkat tinggi-harus merefleksikan pemikiran mereka sendiri dan berupaya untuk mendeteksi dan melepaskan stereotip rasis. Ini pada akhirnya akan memungkinkan kita untuk menyingkirkan rasisme sistemik yang tertanam dalam kehidupan publik, sektor pendidikan, tenaga kerja, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun