Mohon tunggu...
Agung Pribadi
Agung Pribadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang internet journalist, kontributor di Komunitas BISA! di facebook website nya http://www.facebook.com/agung.pribadidua?fref=ts atau http://agungpribadi.multiply.com menulis artikel di media massa nasional seperti koran tempo, bisnis indonesia, berita buana, seputar indonesia, angkatan bersenjata, lippostar.com. satunet.com, majalah DMAestro, Tabloid Aliansi, Tabloid Agenda, Tabloid SWADESI, Eramuslim Digest juga di media massa internasional yaitu ummahonline.com pengalaman: Menjadi tim riset Film Dokumenter 50 tahun Konferensi Asia Afrika bersama Garin Nugroho Menjadi tim Kreatif: FTV SUtan Sjahrir bersama Hanung Bramantyo dan Garin Nugroho FTV Hatta: Kesunyian yang berbisik bersama Indra J. Piliang dan Garin Nugroho

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengaku Beriman, Tapi...

18 Februari 2014   11:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

MENGAKU BERIMAN, TAPI…

OLEH AGUNG PRIBADI

Sahabat Nabi, Ka’ab bin Malik pernah galau selama 50 hari.

Apa yang membuatnya galau?

Ia pernah, ketika Nabi Muhammab berpanas-pansan dan berpayah-payah dalam Prang Tabuk, KA’ab memilih di rumah saja yang sejuk, bersama istrinya dan menikmati suasana Madinah yang sedang panen.

Padahal ia dalam keadaan mampu segala-galanya unuk berperang.

Kemudian didapatinya hanya orang jompo, orang sakit dan orang munafik yang tidak ikut perang.

Iapun sadar, karena tidak ikut berperang hanya karena malas

Ia berfikir, “koq aku seperti orang munafik ya”. Ketika Nabi pulang ke madinah, Ka’ab berterus terang bahwa ia tidak ikut berperang Karena malas.

Iapun meminta maaf kepada Nabi dan bertaubat kepada Allah, Ternyata Allah memberi keputusan untuk menggantung ampunannya (tidak langsung mengampuni) Ka’ab diminta menunggu. Iapun menunggu selama 50 hari. Ia galau. Ia takut tidak diberi ampunan oleh Allah. Ia takut tidak mendapatkan ridha Allah. Teman-temannya menjauhinya, iapun dikucilkan sendiri. Bahkan istrinya diperintahkan menjauhinya. Ia benar-benar galau. Tapi yang paling membuatnya galau adalah urusan spiritual, ia takut tidak diampuni oleh Allah. Ia merasa bersalah di saat Nabi berpanas-panasan dan berpayah-payahan dalam perang Tabuk ia bersantai—santai. Ternyata akhirnya setelah 50 hari diumumkan bahwa Allah mengampuninya. Iapun bersyujud syukur dan bergembira.

Membaca kisahnya aku sangat malu. Jauh lebih sering yang membuatku galau adalah urusan dunia. Belom dapat jodoh, gagal ta’aruf, dulu waktu masih jahiliyah galau karena putus sama pacar, punya utang banyak. belom gajian, gak punya uang untuk beli barang yang diingiinkan. Aku tidak galau ketika sholat tidak di awal waktu. AKu tidak galau ketika kelewatan tahajjud, kelewatan Dhuha, tidak galau ketika tidak ikut berharokah. Tidak galau ketika tidak bersedekah. Tidak galau ketika tidak puasa Senin Kamis. Tidak galau ketika mendiamkan muslim dibunuh di belahan dunia lain. Aku mengaku sebagai orang beriman. Sejauh mana keimanan aku? Ya Allah ampuni aku, aku ingin berubah kea rah yang lebih baik. Bantulah aku. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun