Hubungan Sejarah Sumatra Pasai dengan Keramik China
Kerajaan samudera pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di Aceh. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu. Meurah Silu mendapatkan gelar Malikussaleh setelah masuk Islam dan ditunjuk sebagai raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Â Meurah Silu dikenal sebagai seorang tokoh sejarah penting dalam Aceh dan sering kali dihubungkan dengan berbagai aspek kebudayaan dan perdagangan. Perdagangan Aceh dan China pada masa pemerintahan Meurah Silu, Aceh dikenal sebagai salah satu kerajaan yang memiliki hubungan dagang yang luas dengan negara-negara lain termasuk China. Perdagangan antara Aceh dan China sangat berkembang, dan salah satu barang-barang china yang diperdagangkan di Aceh adalah keramik.
Keramik adalah salah satu hasil karya dari tanah liat. Keramik China adalah salah satu keramik yang tertua didunia yang dimulai sejak zaman prasejarah. Berdasarkan penemuan di wilayah Huang Ho dan Yangtze diketehaui bahwa keramik dibuat oleh masyarakat petani. Banyak negara yang memiliki koleksi keramik China kuno, terutama negara Eropa, orang-orang di sana sangat mengaguminya. Keramik China yang dihasilkan di berbagai dinasti seperti Tang, Song, Yuan, dan Min merupakan barang yang sangat bernilai dipasar pasar Aceh. Pada masa itu proses dan cara pembuatan keramik telah menggunakan teknik yang lebih baik, yaitu teknik glasir yang dapat menghasilkan warna-warna tertentu yang diinginkan.
 Keramik China ini diperlukan dalam rumah tangga dan juga sebagai barang seni yang benilai tinggi. Keramik Chinq di Aceh tidak hanya sekedar barang dagang, tetapi juga memiliki nilai artistik dan budaya. keramik china banyak ditemukan di Aceh pada masa lalu, serta keramik ini sering digunakan sebagai simbol sosial. Penelitian keramik China di samudera pasai dapat dilakukan dimuseum Samudera Pasai yang berada di Gampong Beuringin, Aceh Utara.
Kesimpulannya, hubungan antara keramik China dan Aceh mencerminkan interaksi perdagangan dan budaya yang erat sejak abad ke-15 hingga ke-17. Aceh, sebagai pelabuhan perdagangan utama di Asia Tenggara, menjadi salah satu tujuan utama bagi barang-barang China, termasuk keramik. Keramik China di Aceh pada masa itu sangat bernilai tinggi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H