"Pak, kok mataku berkunang-kunang ya," kata Ratih kepada Arman suaminya.
Waktu menunjukkan jam 03.00 pagi.
Arman pun beranjak mengambilkan obat. Segelas air putih pun dibawanya. Istrinya akhirnya meminum obat nyeri perut. Karena selain kunang-kunang Ratih juga sakit perut.
Setelah minum obat , Ratih memejamkan mata berharap tertidur dan bangun tidur sembuh. Ternyata berselang waktu Ratih muntah. Keringat dingin membasahi kepalanya.
Arman sedikit gugup, dan berusaha untuk menenangkan diri. Mata yang tadi mengantuk akhirnya terbuka lebar.
" Dik Ratih, mau makan biskuit."Hanya anggukan. Mata Ratih terpejam. Arman memberikan biskuit di mulut Ratih. Lumayan 3 keping biskuit habis. Akhirnya Ratih terlelap sejenak.
" Mas, mana plastik tadi," tanya Ratih
Akhirnya Ratih muntah lagi diplastik yang diberi Arman. Arman bingung juga sakit apa yang diderita istrinya.
Namun setelah muntah yang kedua, Ratih tertidur pulas. Adzan subuh yang membangunkan Ratih untuk sholat subuh.
Setelah sholat subuh Ratih tertidur lagi. Arman mencarikan sarapan buat istrinya. Menu sarapan soto menjadi pilihan. Sesampai dirumah akhirnya mereka sarapan pagi.
Kondisi Ratih sudah membaik, walau tak banyak sarapannya.
.
.
.
Waktu menunjukkan jam 09.00 pagi.
"Mas Arman, anterin aku periksa ke dokter ya,"
"Dokter mana?"
"Dokter Esti saja ya, di balkes," jawab Arman.