Mohon tunggu...
Agung Prakoso
Agung Prakoso Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilu, Masihkah Luber dan Jurdil?

28 Agustus 2016   22:18 Diperbarui: 29 Agustus 2016   08:54 6423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pertanyaannya, siapakah yang salah? Aturannya? Sistemnya? Penyelenggara dan pengawasnya? Atau pesertanya? Yang paling bersalah adalah yang menerima uangnya, yakni masyarakat atau calon pemilih. Mau bagaimanapun calon anggota legislatif terjebak oleh keadaan yang akan menjatuhkan mereka pada kekalahan apabila tidak memberikan sejumlah imbalan atas suara yang diberikan dan masyarakatlah yang benar-benar turut andil dalam kondisi tersebut. 

Terkadang faktor ekonomi menjadi alasan utama bagi mereka, namun tak sepantasnya menggadaikan lima tahun mereka, demi sejumlah uang yang bahkan bisa habis dalam hitungan hari. Tidak jarang mereka memegang prinsip, "Pilih siapa yang paling banyak memberi". Alhasil mereka memilih orang yang kaya, bukan yang berdaya. 

Masyarakat yang demikian biasanya bukan hanya terjebak oleh kesulitan ekonomi namun juga kurang pemahaman dan edukasi, mereka sering tidak menyadari bahwa pilihan mereka pada saat dibilik suara akan menentukan nasib mereka lima tahun yang akan datang. Menjadi tugas pemerintah dan kita semua untuk mengedukasi masyarakat agar tidak jatuh kedalam pilihan yang salah hanya karena sejumlah dana. Pengawasan, tindakan, serta sanksi yang tegas untuk para calon legislatif yang bertindak curang juga harus terwujud. Sebagai bukti nyata Reformasi, Pemilu harus tetap dalam asasnya, yakni “Luber dan Jurdil” 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun