Mohon tunggu...
Agung Pascasuseno
Agung Pascasuseno Mohon Tunggu... -

writer wannabe. learning to be a researcher. interest in creative economy.\r\nhttp://agungpasca.tumblr.com http://www.indonesiakreatif.net

Selanjutnya

Tutup

Money

Para Penggerak Industri Digital Indonesia

20 Januari 2012   09:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:39 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiruk pikuk yang kini dirasakan di dunia online Indonesia tidak sekedar menghasilkan statistik sebagai salah satu pengguna social media  terbanyak di dunia atau trending topics yang membuat nama Indonesia jadi lebih terdengar di luar negeri. Hiruk pikuk online ini juga telah melahirkan pengusaha-pengusaha digital yang kemudian saling bersinergi dalam komunitas bisnis digital. Kelahiran komunitas bisnis digital didukung basis social media yang kuat telah menjadikan komunitas digital sebagai salah satu jenis komunitas yang paling cepat berkembang saat ini. Berbicara mengenai kisah sukses di bisnis digital Indonesia, Kaskus tentu merupakan salah satu yang akan muncul pertama kali di ujung lidah masyarakat umum. Kala didirikan pada tahun 1999, Kaskus hanya menjadi media menyalurkan hobi berkomunitas lewat internet untuk Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Dharmawan. 12 tahun kemudian, Kaskus merupakan situs komunitas terbesar di Indonesia dengan lebih dari 3,6 juta anggota dan merupakan situs no. 7 yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Dalam perkembangannya Kaskus mengalami pergeseran fokus ke Forum Jual Beli dan kini telah bertransformasi menjadi salah satu situs e-commerce  terbesar di Indonesia. Kisah sukses Kaskus ini tentu direkam baik-baik oleh mereka yang tertarik pada dunia digital sebagai sumber inspirasi untuk memulai bisnis. [caption id="attachment_164979" align="aligncenter" width="294" caption="Salah Satu Meet Up StartUp Lokal"][/caption] Sampai beberapa tahun yang lalu Kaskus mungkin hanya merupakan bagian dari sekelompok kecil pelaku bisnis yang meraup keuntungan dari dunia digital. Namun saat ini keadaannya berbeda. Berbagai perusahaan web seperti Lewatmana.com, Disdus, Tokopedia, dan banyak lagi telah meraih untung melalui lahan digital. Belum lagi bila melihat banyaknya aplikasi-aplikasi buatan Indonesia yang bertebaran di gadget-gadget Android, iPhone, iPad, atau yang berbasis di facebook misalnya.  Kelahiran komunitas seperti StartupLokal menunjukkan semakin banyak pelaku dan peminat bisnis dunia digital yang terus mencari peluang berkembang. Sejak kelahirannya pada April 2010 StartupLokal secara rutin mengadakan pertemuan bulanan dengan rata-rata peserta 200-300 orang. Lewat pertemuan-pertemuan ini terjadi pertukaran ilmu dan perluasan jaringan hingga pada level tertentu bisa menyerupai inkubasi. Komunitas ini tidak hanya berpusat di Jakarta saja. Di berbagai kota bermunculan komunitas seperti Fowab di Bandung, Bancakan 2.0 di Jogjakarta, suWec di Surabaya, Fresh yang tersebar di beberapa kota, dan salah satu yang terbaru adalah Stasion di Malang. Aktivitas komunitas-komunitas ini disokong oleh media yang mengkhususkan diri di bidang teknologi dan digital seperti Daily Social dan Kompas Tekno. [caption id="attachment_164980" align="aligncenter" width="286" caption="Event FOWAB di Bandung"]

13270514791258588612
13270514791258588612
[/caption] Ekspos komunitas yang semakin luas berkat bantuan media memunculkan icon-icon bisnis yang menarik para investor. Banyak investor yang berbasis di Singapura dan Jepang kini mencari peluang di Indonesia lewat East Ventures dan Nusantara Ventures. Investor-investor yang berasal dari Amerika Serikat, Cina, Hongkong, sampai Rusia pun diberitakan sedang melakukan riset untuk melihat potensi investasi di Indonesia. Di dalam negeri, para pemilik modal tampaknya mulai menyadari potensi industri digital ini.  Mereka pun seakan berlomba mendirikan VC atau inkubator bisnis. Lembaga-lembaga ini antara lain: Merah Putih Inc., GDP Ventures, InvestIdea, Nusantara Incubation Fund, Bandung Ventures, Raja Capital, Ideosource, dan Project Eden. Kini hadir pula Jakarta Founder Institute sebagai bagian dari institusi global yang tersebar di 20 lokasi di berbagai negara. Bisa terlihat begitu banyak investor yang menaruh minat pada perusahaan-perusahaan Indonesia. Namun kenyataan ini menurut Rama Mamuaya dari Daily Social tidak serta merta memajukan industri digital di Indonesia. Saat ini lebih banyak jumlah dana investasi yang terhimpun daripada  jumlah startup berkualitas yang diluncurkan. [caption id="attachment_164983" align="aligncenter" width="307" caption="Sparx Up 2011"]
13270520201771997158
13270520201771997158
[/caption] Dengan kata lain, banyak calon pengusaha yang belum siap untuk mengelola dana investasi yang ditawarkan. Banyak kasus dimana calon investor merasa kecewa dengan kesiapan konsep dan kelemahan manajemen dari para startup.  Masih banyak startup yang terjebak dengan ambisi menjadi “the next facebook” atau “the next twitter” bukan mencari solusi dari permasalahan sekitarnya. Melihat kondisi ini jelas bahwa edukasi sebagai pengusaha yang baik sangat diperlukan. Ide brilian tanpa rencana dan kemampuan eksekusi yang baik dan target yang jelas sama saja dengan tong kosong nyaring bunyinya. Peran komunitas dan kegiatan seperti coaching dan kontes untuk memberikan edukasi awal kepada para calon pengusaha jelas semakin penting. Ajang seperti SparxUp dan Start Young to Innovate perlu dilaksanakan secara konsisten dan ditingkatkan terus mutunya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa komunitas pun memiliki keterbatasan sumber daya. [caption id="attachment_164984" align="aligncenter" width="350" caption="INAICTA. IT Awarding Event yang Diadakan Pemerintah"]
13270521701757481511
13270521701757481511
[/caption] Di sini peran pemerintah dan institusi pendidikan harus ditingkatkan. Pemerintah berperan sebagai regulator dan fasilitator untuk memastikan menyebarkan pengetahuan yang selama ini terpusat di simpul-simpul komunitas. Rencana joint fund pemerintah lewat Pusat Investasi Pemerintah dengan Malaysia untuk mendanai startup teknologi di kedua negara merupakan langkah baik yang perlu didukung. Institusi pendidikan sendiri berperan besar dalam mencetak sumber daya manusia dengan jiwa entrepreneurship yang berwawasan teknologi. Berita peluncuran inkubator bisnis untuk riset dan pengembangan bidang Information and Communication Technology (ICT) oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia tentu membawa angin segar pada industri digital Indonesia. Foto: indonesiakreatif.net Tulisan ini juga dapat dilihat di: indonesiakreatif.net, agungpasca.tumblr.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun