Mohon tunggu...
agung nugroho
agung nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa 23107030112 UIN Sunan Kalijaga

bercerita lewat kata

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dimsum: Jajanan Khas Tiongkok di Jalanan Sapen

8 Juni 2024   12:14 Diperbarui: 8 Juni 2024   12:53 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha dengan ukuran kecil hingga menengah. UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian, terutama di negara berkembang, karena mereka berkontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.

UMKM dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan jumlah karyawan dan omzet tahunan:

  • Usaha Mikro : Memiliki aset maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan omzet tahunan maksimal Rp 300 juta. Biasanya dikelola oleh keluarga atau individu dengan skala usaha yang sangat kecil.
  • Usaha Kecil : Memiliki aset antara Rp 50 juta hingga Rp 500 juta dan omzet tahunan antara Rp 300 juta hingga Rp 2,5 miliar. Usaha ini mulai memiliki struktur organisasi yang lebih teratur.
  • Usaha Menengah : Memiliki aset antara Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar dan omzet tahunan antara Rp 2,5 miliar hingga Rp 50 miliar. Usaha menengah umumnya memiliki manajemen yang lebih profesional dan akses ke pasar yang lebih luas.

UMKM diakui sebagai tulang punggung perekonomian nasional karena mereka tidak hanya menyediakan produk dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, tetapi juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

Salah satu UMKM yang saya temukan dan yang saya lihat hampir setiap hari adalah jajan Dimsum. Biasanya berjualan dipinggiran jalan sapen yang berjejeran dengan jajanan-jajanan lainya. Dimsum adalah hidangan khas Tiongkok yang terdiri dari berbagai macam makanan kecil yang biasanya dikukus atau digoreng. Dimsum sering disajikan dalam wadah kecil atau keranjang bambu, sehingga memungkinkan untuk menikmati berbagai jenis makanan dalam satu kali makan. Hidangan ini memiliki beragam isian seperti daging, seafood, sayuran, dan juga makanan manis.

Kata "dimsum" sendiri berarti "menyentuh hati," yang mencerminkan porsi kecilnya yang ideal untuk dicicipi. Dimsum biasanya dinikmati sebagai bagian dari tradisi yum cha, yaitu minum teh bersama-sama. Dalam budaya Kanton, yum cha adalah acara sosial penting yang sering diadakan pada pagi hingga siang hari. Dimsum adalah contoh sempurna dari keanekaragaman kuliner Tiongkok yang kaya rasa dan tekstur, membuatnya sangat populer di berbagai belahan dunia. Tradisi menikmati dimsum bersama keluarga dan teman juga menambah nilai sosial dan budaya dari hidangan ini.

Dimsum yang berjualan di Sapen adalah salah satu contoh banyaknya umkm-umkm yang ada di Yogyakarta. Letaknya yang strategis membuat jajanan dimsum ini menjadi primadona di jalanan Sapen. Mas Yadi Namanya, penjual Dimsum Sampen yang amat sangat ramah. Dimsumnya yang lezat membuat banyak kalangan gemar membeli jualanya baik dari kalangan mahasiawa ataupun masyarakat sekitar   Dalam kesempatan yang saya dapatkan adalah ketika bisa mengobrol dengan mas Yadi pada hari Rabu,5 Juni 2024. Dalam kesempatan tersebut banyak sekali obrolan-obrolan yang berkaitan dengan jajanan yang mas Yadi jual yaitu Dimsum.

Mas Yadi mulai berjualan dimsum sejak pademi Covid-19 yaitu tepatnya pada akhir tahun 2019. Beliau mulai merintis usaha ini adalah perantara Franchise yang alhamdulillah rame sampai sekarang. Mas Yadi mulai berjualan pukul 11:00 -- 19:00 WIB atau hingga dimsum yang dijualnya habis terjual. Mas Yadi biasanya menjual 800 pcs dalam setiap harinya. Dimsum yang dijualnya juga banyak varian,

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah pilar penting dalam perekonomian Indonesia, terutama di Yogyakarta. Peran mereka sangat signifikan dalam menciptakan lapangan kerja, mendistribusikan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, sangat penting bagi kita semua untuk mendukung dan memajukan UMKM. Salah satu contoh UMKM yang patut kita dukung adalah usaha dimsum milik Mas Yadi di kawasan Sapen.

Mas Yadi memulai usaha dimsumnya pada akhir tahun 2019, tepat di tengah tantangan pandemi Covid-19. Meskipun menghadapi banyak hambatan, semangat dan dedikasi Mas Yadi dalam menjalankan usaha ini telah membuahkan hasil yang luar biasa. Dengan menggunakan model franchise, ia berhasil menarik minat banyak pelanggan dengan menyajikan dimsum yang lezat dan berkualitas.

Dimsum, hidangan khas Tiongkok yang terdiri dari berbagai makanan kecil yang biasanya dikukus atau digoreng, telah menjadi favorit di banyak tempat di dunia, termasuk Yogyakarta. Dimsum Mas Yadi di Sapen menawarkan lima varian yang menggugah selera: jamur, cumi, keju, beef, dan wortel. Dengan keunikan rasa dan tekstur yang ditawarkannya, dimsum ini tidak hanya memenuhi selera lokal tetapi juga mengangkat keanekaragaman kuliner di Yogyakarta.

Dimsum, hidangan khas Tiongkok yang kaya rasa dan tekstur, telah menjadi primadona di jalanan Sapen. Mas Yadi, dengan keramahan dan semangatnya, telah berhasil menjadikan dimsum sebagai pilihan favorit banyak orang sejak ia mulai berjualan pada akhir tahun 2019. Setiap harinya, ia menjual 800 pcs dimsum dengan lima varian yang menggugah selera: jamur, cumi, keju, beef, dan wortel. Keberhasilan Mas Yadi adalah bukti nyata bahwa UMKM dapat berkembang pesat dengan dukungan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun