Mohon tunggu...
Agung Nugroho
Agung Nugroho Mohon Tunggu... pegawai negeri -

orang fisika yang belajar meta fisika

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Revolusi Radiologi

14 Maret 2012   06:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:04 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi di bidang radiologi sangat luar biasa. Sejak ditemukannya sainar x oleh WC. Roentgen tahun 1895, terus berkembang teknologinya, mulai pesawat sinar x general purpose (radiografi umum), dental, mammografi, fluoroskopi, CT Scan hingga MRI yang bermanfaat untuk menegakkan diganosa.

Dengan pencapaian teknologi yang sedemikianhebatnya, bukan berartipenemuan sudah berhenti. Justru telah lahirTeknologi terbaru di bidang radiografi yaitu ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography) yang ditemukan oleh Dr. Warsito, M.Eng merupakan teknik pencitraan yang memanfaatkan nilai kapasitansi dari objek berbentuk volum yang dikelilingi oleh multi sensor. Sensor-sensor yang mengelilingi objek tersebut mengukur nilai kapasitansi listrik yang dipengaruhi oleh distribusi permitivitas yang terdapat di dalam objek yang kemudian direkonstruksi dengan algoritma yang sesuai untuk mendapatkan citra (Alzufri, Habib Syeh, UI, 2008 ), keunggulan lain dari ECVT yaitu tanpa radiasi sebagaimana Sinar x.

Skema sistem ECVT – Melihat tembus secara 4 dimensi: Terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display

Dengan perkembangan jaman yang semakin maju dalam hal teknologi, sistem Computer Aided Diagnosis (CAD) semakin popular digunakan untuk penanganan masalah-masalah medis seperti penyakit paru-paru. Dalam pemeriksaan yang konvensional, sejumlah citra sinar-X yang diambil pada waktu yang berbeda akan digunakan sebagai alat bantu diagnosis dalam mengetahui perkembangan penyakit yang terdapat pada paru-paru yang diamati. Citra tersebut mungkin memiliki perbedaan dalam hal posisi dan ukuran yang dapat saja mempengaruhi diagnosis yang muncul menjadi lebih rentan terhadap kesalahan dalam interpretasi. CAD berperan dalam mengurangi kesalahan tersebut dengan mendeteksi munculnya abnormalitas pada citra (Putri, Rininta , ITB, 2009).

Apabila ECVT sudah dikombinasikan dengan CAD, maka pasien untuk daerah terpencildapat segera tertangani dengan lebih cepat, lebih baik dan lebih akurat.

Harapan Penulis, semoga bapak Dr. Warsito, M.Eng dapat meraih Nobel dengan temuannya yang bermanfaat bagi semua umat manusia. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun