Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Doa Sederhana yang Mengubah Hidup dan Takdir Seorang Pemuda

19 Maret 2025   08:35 Diperbarui: 19 Maret 2025   08:41 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu doa kecil, satu hati yang tulus, cukup untuk mengetuk pintu langit dan mengubah takdir.|Foto: suaramasjid.com

"Satu doa yang tulus bisa menjadi cahaya yang menerangi jalan pulang. Hidayah tidak selalu datang dengan gemuruh, terkadang ia berbisik lembut di hati yang rindu."

Malam ke-27 Ramadhan. Langit Madinah berselimut rahmat, semilir angin membawa kesejukan yang berbeda dari malam-malam biasa. Cahaya bintang bertaburan, seolah bersaksi atas doa-doa yang mengangkasa, merayu ke hadirat Ilahi.

Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin hafizhahumullah, bersama ayah dan uminya, melangkah keluar rumah. Hati mereka dipenuhi harapan untuk meraih keberkahan malam itu di Masjid Nabawi, di tempat di mana sujud terasa begitu dekat dengan langit. Namun, karena tempat itu penuh, maka mereka parkir jauh dari masjid. Di tengah jalan, ketenangan malam itu dipecahkan oleh suara musik yang menggelegar dari sebuah kendaraan yang dipenuhi pemuda.

Gema lantunan duniawi itu menusuk kesyahduan malam. Pemuda-pemuda itu larut dalam kesenangan mereka, tak menyadari bahwa di malam seperti ini, pintu langit terbuka lebar, rahmat Allah turun laksana hujan, dan para malaikat bertebaran membawa kabar gembira bagi mereka yang mengisi malamnya dengan ibadah.

Syaikh mendekati mereka, bukan dengan amarah, bukan pula dengan celaan. Tetapi, dengan kelembutan yang lahir dari hati yang penuh kasih. Dengan suara yang tenang, beliau berkata, "Wahai para pemuda, jika kalian belum sanggup mengisi malam ini dengan ibadah, maka setidaknya, hormatilah keberkahannya. Mohon matikan suara ini."

Keheningan sesaat menyergap. Kata-kata itu mengetuk sesuatu di dalam diri mereka. Perlahan, musik itu terhenti. Malam kembali hening.

Syaikh melanjutkan, "Ketahuilah, malam ini bukan sembarang malam. Jika ada satu doa yang pantas kalian ucapkan, maka perbanyaklah membaca: (Allahumma innaka 'Afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni)."

Salah seorang pemuda di dalam mobil itu terdiam, lalu dengan lirih berkata, "Saya belum hafal, Syaikh."

Syaikh tersenyum. Dengan sabar, beliau mengulangi doa itu sekali lagi. Kali ini pemuda itu mengikutinya dengan penuh perhatian, seakan ada cahaya yang perlahan mulai menyelinap ke dalam jiwanya.

Ketukan di Pintu Hidayah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun