Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kehidupan di Alam Kubur Jauh Lebih Lama Daripada Di Dunia?

24 Januari 2025   05:25 Diperbarui: 24 Januari 2025   05:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kubur adalah pintu awal menuju keabadian. Kita harus bersiap sebelum terlambat.|Foto: nyantriyuk.id

"Hidup di dunia hanya sesaat, tapi bekalnya menentukan nasib abadi kita di alam kubur. Jangan terlena, siapkan amalan terbaik untuk disana."

Wahai jiwa-jiwa yang sementara ini bersemayam di dunia fana, pernahkah kita merenungkan hakikat keberadaan kita? Bahwa umur kita yang sesungguhnya tidaklah berada di atas tanah, tetapi di dalamnya. Dunia ini hanyalah persinggahan sementara, sedangkan alam kubur menjadi tempat yang lebih lama untuk setiap jiwa. Maka, apakah kita telah mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang itu?

Merenungi Hakikat Umur di Dunia

Dunia adalah ladang untuk menanam amal. Namun, mengapa begitu banyak manusia terlena dengan keindahannya yang fana? Mengapa kita sibuk mengejar kesenangan sesaat, sementara kubur sudah menanti? Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

"Kehidupan dunia hanyalah kesenangan palsu" (QS. Al-Hadid, 57: 20)

Sungguh, dunia hanyalah permainan yang memalingkan. Berapa banyak manusia yang hidup dengan angan-angan panjang, tetapi maut datang menjemput sebelum mereka sempat bertobat. Alangkah ruginya jika usia yang tersisa di dunia ini dihabiskan tanpa persiapan untuk kehidupan abadi di akhirat.

Kubur: Gerbang Awal Kehidupan Akhirat

Rasulullah mengingatkan, "Kubur itu adalah taman dari taman-taman surga, atau lubang dari lubang-lubang neraka." (HR. Tirmidzi). Kubur bukanlah sekadar tempat istirahat. Di sanalah setiap amal diperhitungkan, dan penyesalan tidak lagi berbuah manfaat.

Ibnul Qayyim rahimahullah dengan penuh hikmah mengatakan, "Kebanyakan penghuni kubur itu disiksa, sedang yang selamat darinya sangatlah sedikit." Pernyataan ini menggugah kita untuk merenung: Apakah amal kita sudah cukup untuk menyelamatkan kita dari siksa kubur?

Bayangkan jeritan ahli kubur yang berkata: 

"Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan" (QS. Al Mu'minun, 23: 99-100)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun