alam kubur. Jangan terlena, siapkan amalan terbaik untuk disana."
"Hidup di dunia hanya sesaat, tapi bekalnya menentukan nasib abadi kita diWahai jiwa-jiwa yang sementara ini bersemayam di dunia fana, pernahkah kita merenungkan hakikat keberadaan kita? Bahwa umur kita yang sesungguhnya tidaklah berada di atas tanah, tetapi di dalamnya. Dunia ini hanyalah persinggahan sementara, sedangkan alam kubur menjadi tempat yang lebih lama untuk setiap jiwa. Maka, apakah kita telah mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang itu?
Merenungi Hakikat Umur di Dunia
Dunia adalah ladang untuk menanam amal. Namun, mengapa begitu banyak manusia terlena dengan keindahannya yang fana? Mengapa kita sibuk mengejar kesenangan sesaat, sementara kubur sudah menanti? Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
"Kehidupan dunia hanyalah kesenangan palsu" (QS. Al-Hadid, 57: 20)
Sungguh, dunia hanyalah permainan yang memalingkan. Berapa banyak manusia yang hidup dengan angan-angan panjang, tetapi maut datang menjemput sebelum mereka sempat bertobat. Alangkah ruginya jika usia yang tersisa di dunia ini dihabiskan tanpa persiapan untuk kehidupan abadi di akhirat.
Kubur: Gerbang Awal Kehidupan Akhirat
Rasulullah mengingatkan, "Kubur itu adalah taman dari taman-taman surga, atau lubang dari lubang-lubang neraka." (HR. Tirmidzi). Kubur bukanlah sekadar tempat istirahat. Di sanalah setiap amal diperhitungkan, dan penyesalan tidak lagi berbuah manfaat.
Ibnul Qayyim rahimahullah dengan penuh hikmah mengatakan, "Kebanyakan penghuni kubur itu disiksa, sedang yang selamat darinya sangatlah sedikit." Pernyataan ini menggugah kita untuk merenung: Apakah amal kita sudah cukup untuk menyelamatkan kita dari siksa kubur?
Bayangkan jeritan ahli kubur yang berkata:Â
"Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan" (QS. Al Mu'minun, 23: 99-100)