"Syukur adalah jembatan menuju kebahagiaan. Saat kita menghargai yang kecil, Allah akan tambahkan nikmat yang lebih besar."
Setiap hembusan nafas kita adalah nikmat. Setiap detik keberadaan kita adalah anugerah. Namun, seringkali kita terjebak dalam pandangan sempit bahwa nikmat hanya berupa kemewahan atau hal-hal besar yang mencolok mata. Padahal, Allah Yang Maha Besar dan Maha Penyayang telah memberi nikmat yang tak pernah terhitung. Karenanya, bagi orang yang beriman tak pernah ada nikmat Allah yang remeh.
Allah berfirman, "Allah pun telah memberimu segala sesuatu yang kamu minta kepada-Nya. Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah" (QS. Ibrahim, 14: 34). Artikel ini akan membawa Anda menyelami hakikat syukur, mengungkapkan cara mengapresiasi nikmat-nikmat kecil yang sering luput dari perhatian, dan memberikan motivasi mendalam untuk menjalani kehidupan yang penuh rasa syukur.
Nikmat Kecil yang Sering Diremehkan
Rasulullah SAW memberikan panduan yang luar biasa untuk melihat nilai sejati nikmat Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, beliau bersabda:
"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalam masalah ini). Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pandangan ini mengajarkan kita untuk merenungi nikmat-nikmat sederhana seperti udara yang kita hirup, tubuh yang sehat, akal yang jernih, atau keamanan yang kita rasakan di tengah kehidupan sehari-hari. Bandingkanlah dengan mereka yang kehilangan tempat tinggal, yang hidup dalam tekanan ekonomi, atau mereka yang hatinya gelap oleh kebingungan dan kegelisahan.
Mengubah Perspektif dengan Rasa Syukur sebagai Inti Kehidupan
Syukur adalah inti ibadah dan manifestasi dari tauhid yang hakiki. Dalam syukur, terkandung tiga elemen penting:
1. Mengakui nikmat Allah. Sadari bahwa setiap hal yang kita miliki berasal dari-Nya.
2. Mensyukuri nikmat Allah. Ucapkan syukur baik dengan hati, lisan, maupun tindakan.
3. Menggunakan nikmat untuk taat kepada Allah. Jadikan nikmat sebagai jalan menuju ketaatan, bukan kemaksiatan.