Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ubanmu, Sebuah Adzan Sebelum Iqamah Kematian Berkumandang

25 Desember 2024   05:56 Diperbarui: 25 Desember 2024   09:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uban bukan sekadar tanda tua, ia adalah panggilan untuk segera bersiap menuju keabadian.|Foto: Kompas.tv/Ant

Kalimat ini adalah tamparan lembut bagi siapa saja yang lalai. Jika seorang ulama besar yang dakwahnya menggema di timur dan barat masih bertanya pada dirinya sendiri tentang kontribusinya bagi agama, bagaimana dengan kita yang mungkin amalnya masih teramat sedikit?

Imam Ibnu Rajab berkata: "Wahai orang yang beruban, uban telah memperingatkanmu akan dekatnya kematian, sementara engkau masih terus berkubang dalam dosa-dosa. Tidakkah cukup bagimu nasihat berupa uban?"

Uban adalah nasihat yang tak bersuara, namun pesannya menggema dalam hati yang mau mendengarkan.

Memahami Makna Kehadiran Uban: Sebuah Introspeksi

Setiap helaian uban seharusnya menjadi momen untuk bertanya pada diri sendiri:
* Sudahkah aku memanfaatkan waktuku dengan baik?
* Sudahkah aku mempersiapkan bekal untuk akhirat?
* Apa yang akan aku bawa ketika ajal menjemput?

Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang beruban di jalan Allah, maka uban itu akan menjadi cahaya baginya pada Hari Kiamat." (HR. Tirmidzi)

Maka, uban bukanlah sekadar tanda penuaan, melainkan cahaya yang akan menerangi jalan kita di akhirat jika diiringi dengan amal shalih dan taubat yang tulus.

Langkah Nyata: Menyambut Uban dengan Taubat dan Amal Shalih

1. Bertaubat dengan sungguh-sungguh. Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Allah selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya, selama nyawa belum sampai di tenggorokan.
2. Perbanyak amal shalih. Setiap helai uban adalah pengingat untuk memperbanyak sedekah, shalat, dzikir, dan amal kebaikan lainnya.
3. Jadikan uban sebagai pengingat harian. Pandanglah uban di cermin sebagai pengingat bahwa setiap hari yang berlalu adalah langkah mendekati kematian.
4. Tinggalkan dosa dan maksiat. Uban adalah peringatan agar kita segera meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah dengan hati yang bersih.

Penutup: Jangan Abaikan Peringatan Halus Ini

Saudaraku, uban bukan sekadar tanda penuaan. Ia adalah surat cinta dari Allah yang mengingatkan kita akan perjalanan menuju kampung akhirat. Jangan sia-siakan peringatan ini. Sebelum ajal tiba, sebelum nafas berhenti, mari kita bersegera memperbaiki diri, memohon ampunan, dan menata bekal untuk kehidupan yang kekal.

Seperti ungkapan Imam Ibnul Jauzi: "Segeralah bersuci sebelum iqamah kematian memanggilmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun