3. Era Kepemimpinan Transaksional (1960–1980-an)
Hubungan kerja mulai bersifat kontraktual, dengan fokus pada sistem “reward and punishment”.
- Konteks: Globalisasi dan ekspansi perusahaan multinasional menuntut struktur yang lebih efisien.
- Pelajaran: Membangun dasar pengelolaan hasil, tetapi sering mengabaikan hubungan dan kolaborasi.
4. Era Kepemimpinan Transformasional (1980–2000-an)
Teori transformasional mengedepankan visi bersama, pemberdayaan tim, dan inovasi.
- Konteks: Kemajuan teknologi seperti komputerisasi memudahkan kolaborasi.
- Pelajaran: Kepemimpinan inspiratif meningkatkan motivasi intrinsik dan keterlibatan karyawan.
5. Era Kepemimpinan Berbasis Empati dan Kepercayaan (2000-an–Sekarang)
Pemimpin modern membangun hubungan berbasis empati dan inklusivitas.
- Konteks: Digitalisasi dan perubahan nilai sosial oleh generasi milenial dan Gen Z mendorong pendekatan humanis.
- Pelajaran: Empati dan kepercayaan menjadi dasar budaya kerja yang sehat dan produktif.
6. Era Kepemimpinan Berbasis Teknologi dan Data (2020-an dan Masa Depan)
Transformasi digital mendorong penggunaan AI dan big data dalam pengambilan keputusan.
- Konteks: Ketidakpastian global dan kecepatan perubahan teknologi membutuhkan pemimpin yang adaptif.
- Pelajaran: Keseimbangan antara analitik dan empati menjadi kunci keberhasilan.
Pandangan Futuristik: Kepemimpinan di Masa Depan
1. Kepemimpinan Berbasis Etika dan Keberlanjutan (2030-an): Fokus pada tanggung jawab moral dan keberlanjutan global.
2. Kepemimpinan Berbasis Kecerdasan Kolektif (2040-an): Mengintegrasikan AI dan komunitas global dalam pengambilan keputusan.
3. Kepemimpinan Meta-Kemanusiaan (2050-an): Menggabungkan nilai kemanusiaan dengan teknologi transhumanisme.
4. Kepemimpinan Hibrida Manusia-Mesin (2060-an): Pemimpin sebagai entitas hibrida manusia dan mesin dengan empati digital.
5. Kepemimpinan Holistik-Planetary (2070-an): Pemimpin sebagai penjaga harmoni global, mengintegrasikan kesejahteraan manusia, teknologi, dan alam.
Studi Kasus: Pelajaran dari Pemimpin Dunia