Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Revolusi Kepemimpinan: Mengapa Empati dan Kepercayaan Menjadi Kunci di Era Digital

13 Desember 2024   08:31 Diperbarui: 11 Desember 2024   16:48 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empati menciptakan koneksi; kepercayaan membangun keberlanjutan.|Foto: Humas BPTD Gorontalo

1. Satya Nadella -- Microsoft
Ketika Nadella mengambil alih Microsoft, ia membawa budaya growth mindset yang berfokus pada empati dan pembelajaran. Salah satu langkahnya adalah menghapus budaya kompetisi internal yang toksik, menggantinya dengan kolaborasi lintas tim. Hasilnya, Microsoft kembali menjadi pemimpin pasar yang inovatif. 

2. Ryan Gellert -- Patagonia
Patagonia tidak hanya dikenal karena komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan, tetapi juga kepemimpinan berbasis kepercayaan. Gellert mendorong transparansi penuh dalam pengambilan keputusan, menciptakan rasa kepemilikan bersama yang memperkuat loyalitas timnya. 

3. Sundar Pichai -- Google
Dalam program "Project Aristotle," Google menemukan bahwa tim dengan tingkat kepercayaan tinggi lebih produktif dan inovatif. Pichai memprioritaskan rasa aman psikologis di seluruh organisasi, menciptakan lingkungan kerja di mana setiap orang merasa dihargai. 

Strategi Membangun Kepemimpinan Berbasis Empati dan Kepercayaan 

Bagi pemimpin yang ingin mengadopsi pendekatan ini, berikut adalah strategi yang terbukti efektif: 

1. Latih mendengarkan secara aktif. Jangan hanya mendengar kata-kata, tetapi pahami konteks, motif, dan emosi di baliknya. Pendekatan ini membangun koneksi yang mendalam. 

2. Manfaatkan teknologi dengan bijak. Gunakan alat seperti survei otomatis atau platform manajemen karyawan untuk memahami kebutuhan emosional tim secara kolektif. 

3. Transparansi sebagai fondasi. Sampaikan visi, tantangan, dan peluang organisasi secara terbuka. Hal ini membangun rasa percaya yang kuat di antara tim. 

4. Berikan apresiasi secara konsisten. Jangan sungkan-sungkan dan jangan pelit untuk memberikan pujian dan penghargaan, karena itu tak butuh waktu lama. Pujian satu menit. Percayalah, pengakuan yang tulus atas kontribusi karyawan menciptakan rasa kepemilikan dan motivasi yang lebih besar. 

5. Berani menghadapi konflik dan perbedaan dengan empati. Alih-alih menghindari konflik, atau melihat perbedaan, jadikan momen tersebut sebagai kesempatan untuk memperkuat hubungan melalui solusi yang saling menguntungkan. Lihatlah persamaannya, dan perbesar persamaan itu.

Empati dan Kepercayaan: Warisan Pemimpin Hebat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun