Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Julaibib: Sahabat yang Namanya Tak Dikenal di Bumi, Tetapi Terkenal di Langit

11 Desember 2024   07:28 Diperbarui: 11 Desember 2024   07:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terkenal di langit lebih mulia daripada terkenal di bumi.|Foto: freepik.com

"Ketika dunia tak mengenalmu, janganlah berputus asa. Allah melihat keimanan dan ketulusanmu, bukan rupa atau kedudukanmu di bumi."

Dalam khazanah sejarah Islam, terdapat kisah-kisah para sahabat yang tak hanya menggugah jiwa, tetapi juga memberikan pelajaran yang mendalam. Tentang keimanan, ketulusan, hingga penghargaan sejati terhadap nilai-nilai luhur. Salah satunya adalah kisah Julaibib, seorang sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Namanya mungkin tidak seterkenal sahabat lainnya, tetapi menyimpan hikmah abadi yang menggetarkan hati. 

Julaibib: Sahabat Tak Dikenal yang Dicintai Rasulullah

Julaibib bukanlah seorang yang kaya, gagah, atau terpandang. Wajahnya jauh dari kesempurnaan menurut standar dunia, dan ia hidup dalam kesederhanaan yang luar biasa. Namun, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya dengan cara yang berbeda. Rasulullah mencintainya bukan karena rupa atau hartanya, tetapi karena ketakwaannya yang mendalam. 

Dalam suatu peristiwa, Rasulullah mendatangi seorang sahabat dan menyatakan keinginannya untuk melamar putri sahabat tersebut. Betapa gembiranya sahabat itu mendengar lamaran Rasulullah. Namun, kegembiraan itu berubah menjadi kebingungan ketika Rasulullah menjelaskan bahwa lamaran tersebut bukan untuk dirinya, melainkan untuk Julaibib. 

Sang ayah, meskipun menghormati Rasulullah, merasa ragu. Bagaimana mungkin ia menikahkan putrinya yang cantik jelita dengan Julaibib, seorang yang tak memiliki apa-apa? Ketika keraguan itu dibicarakan dengan sang istri, reaksi serupa muncul. Namun, suara iman datang dari putri mereka. Ia berkata, "Apakah kalian akan menolak lamaran Rasulullah? Jika Rasulullah melamarku untuk Julaibib, maka aku yakin bahwa itulah yang terbaik untukku." 

Cinta yang Melampaui Dunia

Pernikahan itu pun terjadi. Namun, kebahagiaan malam pertama mereka terganggu oleh panggilan jihad. Julaibib, tanpa ragu sedikit pun, meninggalkan istrinya yang baru saja dinikahinya untuk memenuhi panggilan Allah. Ia memahami bahwa keindahan sejati bukan terletak pada kesenangan dunia, tetapi dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Ketika peperangan usai, Rasulullah mencari Julaibib. Setelah tiga kali bertanya kepada para sahabat, barulah mereka menyadari bahwa Julaibib tidak kembali. Mereka menemukan jasadnya terbaring di medan perang, dikelilingi oleh tujuh musuh yang telah ia kalahkan sebelum ia sendiri gugur sebagai syuhada. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, dengan penuh kasih, mengangkat tubuh Julaibib dan bersabda, "Julaibib adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari Julaibib." 

Hikmah yang Abadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun