Mengungkit pemberian adalah perilaku yang merusak keikhlasan amal. Allah berfirman:
"Hai, orang-orang yang beriman! Jangan kamu rusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerimanya..." (QS. Al-Baqarah 2: 264).
Mengungkit pemberian mencerminkan keinginan untuk dipuji atau merasa lebih tinggi dari penerima. Padahal, dalam Islam, setiap pemberian seharusnya didasari oleh keikhlasan kepada Allah, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Rasulullah bersabda:
"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah." (HR. Bukhari).
Sebagai pengingat, setiap amal yang dicampuri rasa riya atau mencari pamrih duniawi akan kehilangan nilainya di sisi Allah.
3. Pedagang dengan Sumpah Palsu: Merusak Kepercayaan
Perdagangan adalah aktivitas yang sangat dianjurkan dalam Islam, tetapi kejujuran adalah prinsip utama. Rasulullah memperingatkan pedagang yang menggunakan sumpah palsu untuk melariskan dagangannya. Beliau bersabda:
"Barangsiapa yang bersumpah palsu untuk melariskan dagangannya, maka Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat." (HR. Bukhari, Muslim 106).
Sumpah palsu tidak hanya melanggar integritas, tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat. Dalam era digital, fenomena ini dapat terlihat pada praktik manipulasi informasi, iklan palsu, atau klaim yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Allah berfirman:
"Sungguh celaka orang-orang yang curang..." (QS. Al-Mutaffifin 83: 1).
Penutup: Menghindari Tiga Sifat yang Menghancurkan