Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Golongan yang Dijauhi Rahmat Allah di Hari Kiamat

30 November 2024   21:16 Diperbarui: 30 November 2024   21:16 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majelis ilmu dan komunitas yang baik akan membersihkan hati. Hati yang bersih membawa hadirnya rahmat Allah.|Foto: AFM

Mengungkit pemberian adalah perilaku yang merusak keikhlasan amal. Allah berfirman:

"Hai, orang-orang yang beriman! Jangan kamu rusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerimanya..." (QS. Al-Baqarah 2: 264).

Mengungkit pemberian mencerminkan keinginan untuk dipuji atau merasa lebih tinggi dari penerima. Padahal, dalam Islam, setiap pemberian seharusnya didasari oleh keikhlasan kepada Allah, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Rasulullah bersabda:

"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah." (HR. Bukhari).

Sebagai pengingat, setiap amal yang dicampuri rasa riya atau mencari pamrih duniawi akan kehilangan nilainya di sisi Allah.

3. Pedagang dengan Sumpah Palsu: Merusak Kepercayaan

Perdagangan adalah aktivitas yang sangat dianjurkan dalam Islam, tetapi kejujuran adalah prinsip utama. Rasulullah memperingatkan pedagang yang menggunakan sumpah palsu untuk melariskan dagangannya. Beliau bersabda:

"Barangsiapa yang bersumpah palsu untuk melariskan dagangannya, maka Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat." (HR. Bukhari, Muslim 106).

Sumpah palsu tidak hanya melanggar integritas, tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat. Dalam era digital, fenomena ini dapat terlihat pada praktik manipulasi informasi, iklan palsu, atau klaim yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Allah berfirman:
"Sungguh celaka orang-orang yang curang..." (QS. Al-Mutaffifin 83: 1).

Penutup: Menghindari Tiga Sifat yang Menghancurkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun