Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Strategi Etika Kerja untuk Mencapai Keberlanjutan Jangka Panjang

21 November 2024   06:16 Diperbarui: 21 November 2024   07:11 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Etika kerja bukan sekadar aturan, melainkan kompas moral yang menuntun organisasi untuk berkembang dengan keberlanjutan, keadilan, dan tanggung jawab." 

Dalam era di mana keberlanjutan menjadi kata kunci dalam dunia bisnis dan manajemen, integrasi etika kerja sebagai fondasi keberlanjutan jangka panjang menjadi semakin relevan. Tidak hanya berfungsi sebagai pedoman moral, etika kerja yang kuat juga menjadi strategi strategis untuk memastikan bahwa organisasi dapat bertahan dan berkembang di tengah perubahan global yang cepat. 

Mengapa Etika Kerja Penting untuk Keberlanjutan? 

Etika kerja bukan hanya sekadar serangkaian aturan perilaku. Ia adalah komitmen untuk bertindak dengan integritas, tanggung jawab, dan transparansi di setiap level organisasi. Dalam konteks keberlanjutan, etika kerja menjadi landasan bagi keputusan yang mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. 

Studi Kasus: Patagonia, perusahaan pakaian outdoor asal Amerika Serikat, menjadi contoh nyata bagaimana etika kerja yang berfokus pada keberlanjutan dapat menjadi daya tarik dan keunggulan kompetitif. Dengan slogan “We’re in business to save our home planet,” Patagonia menanamkan prinsip etika kerja dalam setiap aspek operasionalnya, mulai dari bahan baku hingga perlakuan terhadap karyawan. 

Strategi Etika Kerja untuk Keberlanjutan Jangka Panjang

1. Memimpin dengan Teladan (Lead by Example

Kepemimpinan adalah faktor kunci dalam menciptakan budaya etika kerja. Pemimpin yang menunjukkan integritas, konsistensi, dan empati akan menginspirasi tim untuk mengikuti standar etika yang sama. 

Sekarang, coba bayangkan seorang manajer yang menolak tawaran proyek besar karena potensi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Keputusan ini, meskipun sulit, menciptakan contoh nyata bagi tim tentang pentingnya keberlanjutan di atas keuntungan sesaat.

Sahabat saya, juga punya cerita yang menarik. Ia mengundurkan diri dari pekerjaannya yang cukup mapan hanya karena perusahaannya menunda pembayaran pada supplier-supplier-nya. Alasan perusahaan itu cukup aneh, katanya : “Penundaan pembayaran adalah prestasi”. Ini dimungkinkan, karena supplier tersebut sangat bergantung pada perusahaan, sementara perusahaan punya banyak pengganti bila ia mengundurkan diri dan tidak bermitra dengan perusahaan. Celakanya, praktis tak etis ini justru sudah berjalan lama dan dilakukan pada hampir semua supplier-supplier-nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun