Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan, Rindu, dan Malam Minggu

16 November 2024   19:37 Diperbarui: 16 November 2024   19:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rindu bukan hanya rasa yang menggetarkan, tetapi kekuatan yang mengarahkan kita kembali kepada yang abadi, kepada-Nya yang Maha Memiliki."

Malam ini, hujan menulis syair di kaca jendela,
seperti rindu yang jatuh tanpa bisa ditahan,
setiap tetesnya adalah doa,
mengalir dari hati seorang ayah yang sunyi.

Dulu, kamar-kamar ini bersuara,
tawa anak-anak yang berkejaran dengan waktu,
cerita-cerita kecil sebelum tidur,
dan pelukan hangat penuh cinta.
Kini, hanya kesunyian yang menjawab,
dinding-dindingnya menyimpan gema kenangan,
mengisahkan cerita tentang kebahagiaan yang pernah bernafas di sini.

Hujan membawa pesan,
bahwa rindu adalah tanda cinta yang tak pernah padam,
meski jarak dan waktu memisahkan,
setiap kenangan adalah jembatan menuju hikmah.

Wahai malam minggu yang lengang,
ajari aku menerima titipan ini dengan ikhlas,
sebab rumah, harta, dan anak-anak adalah anugerah sementara,
dan kini saatnya merawat diri,
menguatkan iman,
agar langkahku tetap menuju cahaya-Nya.

Biarlah rindu ini menjadi pupuk bagi amal,
seperti hujan yang menyuburkan tanah,
menghidupkan harapan,
dan menumbuhkan ketaatan.

Anak-anakku,
meski kita terpisah jarak,
doaku memeluk kalian di setiap sujud,
dan kerinduan ini hanya membawaku lebih dekat,
kepada Yang Maha Memiliki segalanya.

Hujan, rindu, dan malam minggu,
adalah anugerah yang mengingatkan hati,
bahwa segala yang pernah kita miliki,
hanya titipan dari Sang Pemilik abadi.

Dan aku belajar,
bahwa cinta sejati adalah mendekatkan,
bukan hanya kepada yang dirindu,
tetapi kepada Dia yang mempertemukan rindu dan keabadian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun