Produktivitas yang menurun sering disebabkan oleh kelelahan akibat bekerja terus-menerus tanpa jeda yang memadai. Para ahli dari Cornell University menemukan bahwa produktivitas meningkat hingga 11% ketika karyawan secara rutin mengambil jeda pendek. Istirahat singkat di antara tugas-tugas berat dapat membantu otak "menyegarkan diri" sehingga siap kembali dengan energi baru.
Misalnya, terapkan aturan "25/5" (25 menit kerja, 5 menit istirahat) atau berikan jeda makan siang yang cukup. Dengan metode ini, tim akan lebih seimbang antara produktivitas dan kesejahteraan. Di perusahaan teknologi seperti HubSpot, praktik ini menjadi standar yang membantu karyawan mencapai kinerja optimal.
4. Membangun Dukungan Sosial di Lingkungan Kerja
Dukungan sosial di tempat kerja berperan penting dalam manajemen stres. Sebuah studi dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat mengurangi stres hingga 40%. Manajer dapat membangun lingkungan yang penuh kepercayaan dan saling mendukung dengan menginisiasi kegiatan yang mempererat hubungan antar anggota tim, seperti sesi "sharing" mingguan atau kegiatan informal setelah jam kerja.
Di perusahaan retail terkemuka di Indonesia, misalnya, manajer secara teratur mengadakan sesi "outdoor meeting" atau pertemuan santai di luar ruangan untuk memperkuat rasa kebersamaan. Dengan rasa kebersamaan ini, anggota tim merasa lebih nyaman untuk berbagi kendala yang dihadapi, mengurangi stres dan meningkatkan semangat tim secara keseluruhan.
5. Menerapkan Pola Komunikasi Terbuka dan Empatik
Komunikasi terbuka dan empatik adalah kunci dalam manajemen stres yang efektif. Manajer yang bersikap terbuka terhadap masukan dan kendala tim dapat lebih mudah membangun lingkungan kerja positif. Sikap empatik membuat anggota tim merasa dihargai, menciptakan suasana kerja yang kondusif dan penuh kepercayaan.
Dalam praktiknya, cobalah untuk mendengarkan keluhan atau masukan dari tim tanpa menghakimi. Studi dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa empati manajerial dapat meningkatkan loyalitas dan produktivitas tim hingga 20%. Ini adalah pendekatan sederhana namun berdampak besar untuk menjaga produktivitas jangka panjang.
6. Memberikan Pelatihan Manajemen Stres Secara Berkala
Pelatihan manajemen stres memberikan keterampilan praktis dalam menghadapi tekanan kerja. Banyak perusahaan, seperti Microsoft, secara berkala mengadakan pelatihan untuk keterampilan coping, seperti manajemen waktu dan teknik relaksasi. Program ini terbukti meningkatkan produktivitas hingga 12% serta mengurangi absensi yang disebabkan oleh stres.
Jadwalkan pelatihan setiap beberapa bulan untuk meningkatkan kesadaran diri anggota tim. Pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memperkuat kesiapan mereka dalam menghadapi berbagai situasi stres, menjadikannya sebagai investasi yang tepat untuk produktivitas jangka panjang.