Untuk membangun konsep diri yang kokoh, seorang manajer dapat melakukan beberapa langkah praktis dalam perjalanan pengembangan diri:
1. Refleksi diri yang mendalam.
Refleksi adalah langkah awal dalam memperkuat self concept. Meluangkan waktu untuk merenung tentang pengalaman, nilai-nilai, serta tujuan pribadi sangat penting.
Pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa yang benar-benar penting bagi saya?" atau "Bagaimana saya ingin dikenal dalam pekerjaan ini?" menjadi awal yang efektif untuk menggali potensi diri.
2. Mengakui kekuatan dan kelemahan dengan objektif.
Self concept yang sehat bukan hanya tentang keunggulan, tetapi juga pengakuan atas kelemahan. Dengan memahami area yang perlu diperkuat dan memperbaiki kelemahan, konsep diri yang terbentuk menjadi lebih realistis. Self concept yang kokoh menciptakan keseimbangan antara ambisi dan realitas.
3. Pengembangan diri berkelanjutan sebagai kunci adaptabilitas.
Di dunia yang berubah cepat, manajer harus siap belajar hal-hal baru dan berkembang. Ketika seorang manajer mengenal dirinya dengan baik, ia lebih mudah menerima perubahan karena memiliki fondasi self concept yang stabil. Pengembangan berkelanjutan memungkinkan mereka untuk tetap fleksibel menghadapi situasi tak terduga.
Self Concept yang Kuat: Dampaknya pada Ketahanan dan Adaptabilitas Manajer
Self concept yang kokoh memberi daya tahan tinggi pada manajer untuk menghadapi perubahan tanpa kehilangan arah. Misalnya, dalam menghadapi gangguan pasar atau kemajuan teknologi disruptif, seorang manajer dengan konsep diri yang kuat mampu menjaga ketenangan, mengelola stres, dan fokus pada solusi---memberikan dampak positif pada tim.
Sebagai contoh, kita dapat melihat sosok seperti Indra Nooyi, mantan CEO PepsiCo, yang menekankan pentingnya "inner self" dalam kepemimpinan. Ia berhasil menjaga stabilitas perusahaan saat terjadi berbagai pergeseran tren konsumen, menunjukkan bahwa self concept yang kokoh mampu memberikan ketenangan dan fokus di tengah ketidakpastian.