Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Adaptabilitas Strategis dalam Mengelola Tim Beragam di Lingkungan Dinamis

23 Oktober 2024   10:47 Diperbarui: 23 Oktober 2024   10:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keragaman adalah kekuatan, bukan tantangan.|Image: Ilustrator AFM

2. Mendorong Dialog Terbuka. Membuat forum di mana anggota tim dapat berbagi pengalaman dan pandangan mereka. Forum ini dapat membantu membangun kepercayaan dan mengurangi ketegangan yang mungkin timbul dari perbedaan.

3. Menetapkan Kebijakan Inklusi. Mengimplementasikan kebijakan yang memastikan bahwa semua anggota tim, tanpa memandang latar belakang, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. 

Contohnya, perusahaan Matahari dan Unilever telah menerapkan kebijakan untuk memastikan bahwa perempuan mendapatkan akses yang sama dalam posisi kepemimpinan.

4. Penghargaan dan Pengakuan. Menghargai kontribusi setiap anggota tim, termasuk yang berasal dari latar belakang yang beragam, akan meningkatkan motivasi dan loyalitas mereka terhadap organisasi.

5. Evaluasi Kinerja yang Adil dan Setara. Menerapkan sistem evaluasi kinerja yang mempertimbangkan konteks budaya, sehingga penilaian terhadap prestasi karyawan menjadi lebih adil.

Penutup

Kesimpulannya, manajer senior harus melihat keragaman bukan sebagai tantangan, tetapi sebagai aset yang dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam organisasi. Dengan mengadopsi pendekatan adaptabilitas strategis dan menerapkan praktik inklusi, organisasi dapat berkembang di tengah kompleksitas global. Seperti yang dinyatakan oleh Simon Sinek, seorang pembicara motivasi terkenal, "Perubahan tidak akan terjadi jika kita menunggu orang lain atau waktu yang tepat. Kita adalah orang yang kita tunggu."

Oleh karena itu, para manajer harus terus mengembangkan keterampilan ini demi keberhasilan jangka panjang, mengingat bahwa keragaman yang dikelola dengan baik akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa bagi organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun