"Amal kebaikan yang ringan di dunia, bisa menjadi berat di timbangan akhirat. Jangan pernah remehkan dzikir dan perbuatan baik sekecil apa pun."
Bismillahirrahmanirrahim
Dalam keyakinan agama Islam, adanya Mizan atau timbangan amal di akhirat kelak merupakan bagian dari rukun iman yang kokoh, sebagaimana ditunjukkan oleh Al-Qur'an. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Barang siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang beruntung."
(QS. Al-Mu'minun 23: 102)
Sebaliknya, Allah memperingatkan:
"Barang siapa ringan timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang merugi. Mereka kekal dalam Jahanam."
(QS. Al-Mu'minun: 103)
Ayat-ayat ini mengingatkan kita bahwa pada hari akhir, setiap amal perbuatan akan ditimbang di hadapan Allah. Timbangan amal ini akan menjadi penentu nasib seseorang, apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung dan berhak masuk surga, atau mereka yang merugi dan mendapatkan azab kekal.
Mizan dalam Keyakinan Ahlus Sunnah
Iman menurut Ahlus Sunnah adalah sebuah perpaduan antara ucapan dan perbuatan, yang dapat bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Salah satu prinsip dasar yang diyakini Ahlus Sunnah adalah keyakinan akan adanya Mizan yang nyata. Mizan tersebut digambarkan memiliki dua daun timbangan, yang berfungsi untuk menimbang amal-amal hamba, baik yang baik maupun yang buruk.
Dalam beberapa riwayat, Rasulullah menjelaskan bahwa yang akan ditimbang bukan hanya perbuatan manusia, namun juga beberapa elemen lain yang sangat penting:
1. Buku Catatan Amal. Setiap manusia memiliki catatan amal yang mencatat setiap perbuatannya, baik atau buruk, besar atau kecil. Allah telah menjanjikan bahwa tidak ada satu pun amal yang akan luput dari pencatatan ini.
2. Amal Itu Sendiri. Rasulullah bersabda:
"Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat di timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman: 'Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil 'azhim'. (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung)". (HR. Bukhari no. 6682)
Hadis ini menekankan bahwa ada amalan yang tampak sederhana dan ringan diucapkan, namun memiliki berat yang sangat besar di timbangan amal. Ini menunjukkan betapa pentingnya menghidupkan lisan dengan dzikir dan pujian kepada Allah.