Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menemukan Kedamaian di Tengah Ujian dengan Menjadikan Sabar dan Sholat sebagai Penolongmu

19 Oktober 2024   07:50 Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan sabar dan sholat, Allah membimbing kita menuju jalan puncak kebahagiaan.|Image: Ilustrator AFM

Sholat, Jembatan Menuju Pertolongan Allah

Sementara itu, sholat adalah medium yang paling utama untuk menghadap langsung kepada Allah, memohon kekuatan, dan mendekatkan diri pada-Nya. Sholat bukan hanya ritual harian, tetapi juga dialog intim dengan Pencipta kita.

Ketika kita menegakkan sholat dengan penuh kekhusyukan, kita bukan hanya sedang memohon pertolongan, tetapi juga menenangkan hati, mendamaikan pikiran, serta mendapatkan ketenangan batin yang luar biasa.

Di sinilah relevansi ayat Al-Qur'an tadi menjadi semakin jelas. Allah mengakui bahwa menjaga sholat itu berat, kecuali bagi mereka yang khusyuk:

"Sholat itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk" (QS. Al-Baqarah 2: 45).

Mereka yang khusyuk adalah orang-orang yang rendah hati, yang hatinya penuh tunduk kepada Allah. Dalam perspektif psikologi, orang-orang yang mampu khusyuk dalam sholat adalah mereka yang memiliki kedalaman spiritual yang tinggi. Mereka paham bahwa kekuatan tertinggi berasal dari Allah, dan mereka dengan sadar menyerahkan segala urusan kepada-Nya.

Gabungkan Sabar dan Sholat sebagai Strategi Menjadi Pribadi yang Sukses

Jika kita renungkan lebih dalam, sabar dan sholat adalah dua hal yang saling melengkapi. Sabar adalah modal yang menjaga kita tetap teguh dan konsisten di jalan kebenaran, sementara sholat adalah sumber energi spiritual yang mengisi ulang jiwa kita ketika melewati cobaan. Dengan sabar, kita belajar mengelola emosi dan tantangan; dan dengan sholat, kita mendapatkan petunjuk dan kekuatan untuk terus maju.

Dalam dunia pengembangan diri, salah satu prinsip utama yang diajarkan adalah memiliki "growth mindset," yaitu kemampuan untuk tetap optimis dan tangguh meskipun menghadapi kesulitan. Dan dalam Islam, hal ini sangat tercermin dalam kombinasi sabar dan sholat. Allah telah memberikan formula kesuksesan hidup melalui keduanya. Ketika kita menghadapi masalah dan langsung mencari solusi dari luar, kita sering lupa bahwa solusi sejati datang dari dalam---dari hati yang sabar dan jiwa yang selalu berserah diri kepada Allah melalui sholat.

Tantangan di Era Modern: Sabar dan Sholat di Tengah Kesibukan

Di era modern ini, banyak orang merasa terlalu sibuk untuk menjaga sholat, apalagi menambahkan sholat sunnah sebagai bentuk munajat kepada Allah. Kesibukan sering kali menjadi alasan utama bagi kita untuk tidak memperhatikan spiritualitas kita. Namun, perlu diingat, justru di tengah kesibukanlah kita lebih membutuhkan sholat. Sholat bukanlah beban tambahan, tetapi energi yang membantu kita untuk lebih produktif dan efisien dalam menjalani hidup.

Sebagai insan pembelajar, saya sering menemui banyak individu yang merasa kehilangan arah dalam hidupnya karena terlalu fokus pada duniawi dan melupakan koneksi spiritualnya dengan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun