"Kunci sukses di era digital adalah pola pikir pembelajar yang tak pernah puas untuk terus berkembang. Jadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berinovasi."
Sebagai sebuah departemen yang baru lahir di usia perusahaaan lebih dari 50 tahun, saya dan seluruh anggota tim harus belajar banyak dari departemen-departemen lain yang lebih senior. Namun dengan semangat, terus belajar dan soliditas tim, alhamdullah pada usia tahun ke-2, departemen kami menempati service level ke-3 dari 23 departemen yang ada.
Di era digital yang serba cepat dan dinamis, keterampilan baru menjadi kunci keberhasilan organisasi dalam bersaing dan beradaptasi. Perubahan teknologi yang masif serta tuntutan pasar yang semakin kompleks mengharuskan setiap individu dan tim untuk terus belajar dan berkembang. Bagi manajer, peran mereka dalam mendorong pembelajaran di dalam tim menjadi semakin krusial. Mereka harus mampu menciptakan budaya pembelajaran berkelanjutan yang menumbuhkan pola pikir pembelajar di setiap anggota tim, agar tim dan organisasi dapat bertahan dan unggul di tengah persaingan.
Namun, bagaimana caranya seorang manajer dapat mendorong tim untuk terus belajar dan memperbarui keterampilan mereka? Artikel ini akan membahas strategi-strategi efektif yang dapat diambil oleh manajer untuk menciptakan pola pikir pembelajar dalam tim, termasuk langkah-langkah praktis yang bisa segera diterapkan. Semacam cerita ringkas, bagaimana kami membuat strategi untuk menjadi tim pembelajar yang siapa tahu ada manfaatnya bagi tim kerja di pekerjaan anda sekarang.
Tantangan di Era Digital: Pentingnya Pembelajaran Berkelanjutan
Karena departemen kami adalah departemen termuda, yang tuntutannya juga sama dengan departemen "senior" lainnya, maka tak ada cara yang lebih cepat mengimbangi kinerja rata-rata seluruh departemen selain kami selalu menunjukkan energi dan antusias kami di setiap kesempatan. Tim kami harus jadi tim pembelajar yang paling cepat dan paling baik.
Di era digital, teknologi berkembang dengan sangat cepat. Otomasi, kecerdasan buatan, dan revolusi industri 4.0 telah mengubah cara kita bekerja. Keterampilan yang relevan hari ini bisa menjadi usang dalam beberapa tahun ke depan. Menurut World Economic Forum, lebih dari separuh tenaga kerja global akan membutuhkan pelatihan ulang atau peningkatan keterampilan pada tahun 2025 agar dapat tetap relevan di pasar kerja.
Oleh karena itu, pembelajaran berkelanjutan bukan hanya sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Karyawan perlu memperbarui keterampilan mereka secara konsisten untuk menghadapi tantangan masa depan. Di sini, peran seorang manajer sangat penting. Manajer tidak hanya harus menjadi pemimpin, tetapi juga fasilitator pembelajaran yang mampu mendorong anggota tim untuk terus mengembangkan keterampilan mereka.
Peran Strategis Manajer dalam Mendorong Pembelajaran Tim
Peran manajer dalam pengembangan keterampilan tim melibatkan beberapa aspek, mulai dari memberikan contoh yang baik, menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran, hingga memberikan akses ke sumber daya yang diperlukan. Beberapa strategi yang bisa diterapkan adalah:
1. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran
Manajer harus memastikan bahwa lingkungan kerja memungkinkan dan mendorong pembelajaran. PT Unilever Indonesia, Tbk. telah menerapkan strategi keberlanjutan melalui program Sustainable Living Plan (USLP), di mana aspek pengelolaan sumber daya manusia menjadi salah satu pilar utama. Mereka menciptakan budaya kerja yang menekankan pada pengembangan keterampilan, reduksi jejak lingkungan, dan integrasi keberlanjutan dalam seluruh rantai pasokan. Contoh ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pembelajaran dapat terus berinovasi dan mempertahankan daya saing.
Dalam praktik yang sederhana, manajer bisa membuat perpustakaan kecil di kantor terkait kebutuhan kompetensi seluruh anggota tim. Memberikan jatah 12 hari dalam setahun untuk ikut seminar, training, workshop, atau mengunjungi event profesi terkait. Memberikan hadiah ulang tahun atau gift prestasi pencapaian target dengan buku-buku bermutu, tiket sertifikasi kompetensi, selain gift lainnya.Â
2. Memberikan Ruang untuk Eksplorasi
Salah satu cara efektif untuk mendorong pembelajaran adalah memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk bereksperimen dan mengeksplorasi ide-ide baru. Google, misalnya, menerapkan inisiatif 20% Time, di mana karyawan didorong untuk menghabiskan 20% waktu kerja mereka untuk mengeksplorasi proyek-proyek yang menarik minat mereka. Hasilnya, kreativitas dan inovasi pun meningkat secara signifikan. Manajer dapat menerapkan strategi serupa dengan memberikan kebebasan kepada tim untuk mengeksplorasi bidang baru yang relevan dengan pekerjaan mereka.
3. Fasilitasi Kolaborasi dan Pertukaran Pengetahuan
Pembelajaran tidak selalu harus berasal dari luar. Amazon, melalui platform internal seperti WikiAmazon, mendorong kolaborasi dan sharing knowledge antar anggota tim. Hal ini membantu memperkuat pola pikir pembelajar dan menciptakan budaya berbagi pengetahuan yang berkelanjutan. Manajer dapat memfasilitasi kolaborasi ini dengan mendorong komunikasi terbuka dan pertukaran ide di dalam tim.
Sebagai  contoh, bila ada yang ikut training atau seminar misalnya, maka peserta yang bersangkutan "diberi panggung" untuk berbagi di timnya. Lalu mempresentasikan peluang apa yang bisa dikerjakan bersama.
Menyediakan Akses ke Sumber Daya Pelatihan
Selain menciptakan lingkungan yang mendukung, manajer juga harus menyediakan akses ke pelatihan yang relevan. IBM, misalnya, menggunakan IBM Skills Gateway, sebuah platform online yang menyediakan ribuan pelatihan dan sertifikasi teknis bagi karyawannya. Dengan akses yang mudah ke sumber daya pelatihan, karyawan dapat terus meningkatkan keterampilan mereka dan beradaptasi dengan perubahan teknologi.
Langkah-langkah Konkret untuk Mengembangkan Keterampilan Baru di Tim
Agar strategi ini berhasil, ada beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan oleh manajer:
1. Identifikasi keterampilan yang dibutuhkan. Manajer harus mulai dengan mengidentifikasi keterampilan apa yang dibutuhkan tim untuk menghadapi tantangan masa depan. Ini bisa dilakukan melalui diskusi dengan anggota tim, pemetaan kebutuhan, dan analisis tren industri.
2. Buat rencana pembelajaran yang terstruktur. Setelah keterampilan yang dibutuhkan diidentifikasi, manajer perlu membuat rencana pembelajaran yang terstruktur. Hal ini mencakup pemilihan sumber daya pelatihan yang tepat, menetapkan waktu untuk pelatihan, dan memantau perkembangan tim secara berkala.
3. Berikan motivasi dan dukungan. Tidak semua orang memiliki motivasi yang sama untuk belajar. Oleh karena itu, manajer perlu memberikan dukungan moral dan dorongan agar anggota tim merasa termotivasi untuk terus belajar. Program mentoring seperti Mentoring Circles di IBM bisa menjadi salah satu solusi untuk memberikan dukungan yang lebih personal.
4. Evaluasi dan berikan feedback. Setelah pelatihan dilakukan, evaluasi perkembangan tim dan berikan umpan balik yang konstruktif. Hal ini akan membantu anggota tim untuk terus berkembang dan memperbaiki diri.
Kesimpulan
Mengembangkan keterampilan baru dan menumbuhkan pola pikir pembelajar di tim merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi di era digital ini. Dengan menerapkan strategi yang efektif seperti menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, menyediakan akses pelatihan, dan mendorong kolaborasi, manajer dapat membantu tim mereka untuk terus berkembang dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Amazon, dan IBM telah membuktikan bahwa pembelajaran berkelanjutan adalah kunci sukses dalam menghadapi perubahan. Sudah saatnya manajer mengambil langkah proaktif untuk menumbuhkan budaya pembelajaran di dalam tim mereka. Dengan pola pikir yang adaptif dan keterampilan yang terus diperbarui, tim Anda akan siap untuk meraih kesuksesan dalam dunia yang semakin kompetitif ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H