Computation (Komputasi): Komputasi dalam konteks ini bukan hanya tentang kemampuan teknis untuk menggunakan alat-alat digital, tetapi juga bagaimana memanfaatkan data dan algoritma untuk membuat keputusan yang lebih baik. Buku ini menyoroti pentingnya kemampuan untuk menganalisis dan memahami data sebagai sumber daya utama dalam pengambilan keputusan bisnis yang efektif. Teknologi AI dan big data membuka peluang baru untuk inovasi, namun hanya dengan pola pikir yang terbuka terhadap komputasi kita dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.
Change (Perubahan): Perubahan adalah keniscayaan di dunia digital. Pola pikir digital memerlukan kesiapan mental untuk menerima dan mengelola perubahan dengan cepat. Hal ini termasuk beradaptasi dengan teknologi baru, proses kerja baru, dan model bisnis baru. Dalam buku ini, penulis memberikan banyak contoh bagaimana perusahaan yang cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi mendapatkan keunggulan kompetitif yang signifikan.
3. Mengatasi Hambatan dalam Mengembangkan Pola Pikir Digital
Meskipun penting, mengadopsi digital mindset bukan tanpa tantangan. Banyak individu dan organisasi merasa kewalahan dengan kecepatan perubahan teknologi. Karena itu, peran pimpinan organisasi dituntut untuk mampu memberikan arahan dan memfasilitasi dengan memberikan panduan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Baik yang bersifat psikologis, maupun struktural.
Satu hal yang perlu disadari, bahwa salah satu hambatan utama dalam pengembangan pola pikir digital adalah ketakutan akan perubahan. Banyak orang yang sudah nyaman dengan cara kerja lama enggan untuk beralih ke metode baru yang melibatkan teknologi. Namun, senyatanya ketakutan ini dapat diatasi melalui pelatihan yang tepat, pembelajaran berkelanjutan, dan pengembangan budaya organisasi yang mendukung inovasi.
Selain itu, ada juga tantangan dalam hal sumber daya manusia. Tidak semua karyawan memiliki keterampilan digital yang diperlukan untuk sukses dalam lingkungan kerja yang terus berubah. Oleh karena itu, organisasi perlu berinvestasi dalam program pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan agar karyawan dapat meningkatkan keterampilan digital mereka.
4. Dampak Positif Pola Pikir Digital terhadap Inovasi
Salah satu kekuatan terbesar dari pola pikir digital adalah kemampuannya untuk mendorong inovasi. Ada banyak contoh perusahaan yang telah berhasil merangkul inovasi melalui pola pikir digital. Misalnya, bagaimana perusahaan seperti Amazon dan Netflix menggunakan teknologi digital untuk merevolusi industri mereka. Kuncinya terletak pada pemahaman bahwa teknologi digital memungkinkan proses kreatif menjadi lebih cepat dan lebih efektif, sehingga memungkinkan perusahaan untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk baru yang memenuhi kebutuhan konsumen.
Inovasi juga tidak hanya terbatas pada pengembangan produk. Dalam dunia bisnis, pola pikir digital dapat mendorong inovasi dalam proses kerja, model bisnis, dan cara berinteraksi dengan pelanggan. Lebih jauh, pimpinan organisasi dituntut untuk dapat  memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana organisasi dapat membangun lingkungan yang mendukung inovasi digital. Caranya, dengan cara merangkul ketidakpastian dan mengambil risiko yang terukur.
5. Pola Pikir Digital sebagai Modal Kompetitif di Masa Depan
Di era digital, memiliki pola pikir digital bukan lagi sekadar keunggulan kompetitif - ini adalah kebutuhan mendesak. Individu dan organisasi yang tidak mengembangkan kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi digital akan tertinggal dalam persaingan global. Karenanya, masa depan adalah milik mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat dan inovatif terhadap perubahan yang dipicu oleh teknologi.