Deburan ombak menyapa kaki yang sunyi,
Angin laut membelai wajahku lembut,
Seperti sentuhan tanganmu, anakku yang jauh di tempat ilmu terpaut.
Kutatap matahari yang mulai menyingsing,
Mengingatmu yang dulu di samping,
Bersama membuat gunungan pasir,
Tertawa riang, seolah tiada hal yang getir.
Di pantai ini, kita pernah berjalan berdua,
Menyusuri lidah ombak kecil, merasakan cinta,
Kau tertawa, lincah di antara buih,
Sementara hatiku penuh doa, tak pernah letih.
Kini kau jauh, di pondok ilmu yang mulia,
Tapi rinduku tak pernah sirna,
Setiap debur ombak seolah membawa namamu,
Setiap semilir angin membawa bayang wajahmu.
Wahai anakku, cahaya hatiku yang suci,
Doa ayah selalu mengiringi langkahmu pergi,
Di pantai ini aku menunggumu kembali,
Bersama mentari, kita akan bertemu lagi,
Dalam hangat cinta yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H