Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senantiasa Bersama Allah, Menemukan Ketentraman dalam Kehadiran-Nya

11 Oktober 2024   07:49 Diperbarui: 11 Oktober 2024   07:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dekat dengan Allah, tenang dalam hidup.|Foto: Ade FM

"Ketika dunia menawarkan kesenangan yang semu, hanya bersama Allah kita menemukan kebahagiaan sejati dan ketenangan abadi."

Rasanya, masa saat ini waktu berlari dengan cepat. Dalam kehidupan yang serba cepat ini, tak jarang kita terjebak dalam dinamika dunia yang menuntut perhatian penuh. Dunia menawarkan harapan, kesenangan dan kegembiraan. Namun, di balik semua itu, ada rasa hampa yang kadang tak terhindarkan.

Dalam kebisingan duniawi, sering kali kita lupa bahwa ada satu sosok yang selalu hadir, menanti kita untuk kembali dan bersandar kepada-Nya. Dialah Allah, yang selalu siap menenangkan hati, memberikan kekuatan, dan menuntun langkah kita menuju kebahagiaan sejati.

Mengapa Senantiasa Bersama Allah Adalah Kebutuhan Hidup?

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengingatkan kita bahwa ketika manusia merasa cukup dengan dunia, maka hendaknya kita merasa cukup dengan Allah. Nasihat ini mengandung pesan mendalam tentang orientasi hidup. Kita sering kali mencari kenyamanan dan kebahagiaan dalam hal-hal duniawi, padahal Allah adalah sumber segala ketenangan.

Ketika kita bersandar kepada-Nya, kita akan merasakan ketentraman yang jauh lebih dalam daripada apa yang dunia tawarkan. Inilah ajakan untuk selalu kembali kepada Allah, yang menjadi landasan utama dari pengembangan diri yang hakiki.

Mengalihkan Fokus dari Dunia Menuju Allah

Psikologi positif mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari hal-hal materi, melainkan dari hubungan yang bermakna dan tujuan hidup yang jelas. Neurosains pun mendukung hal ini, dengan menunjukkan bahwa otak manusia lebih tenang dan seimbang ketika terfokus pada hal-hal yang bersifat spiritual. Ini sejalan dengan ajaran tauhid, yang mengajak kita untuk selalu menyandarkan diri kepada Allah sebagai sumber segala kebaikan.

Dalam perjalanan hidup ini, kita sering kali terpesona oleh gemerlapnya dunia. Namun Ibnul Qoyyim mengingatkan, "Bila manusia bergembira dengan dunia, maka berbahagialah engkau dengan Allah." Di sinilah letak kebahagiaan yang sesungguhnya - kebahagiaan yang tidak bergantung pada situasi duniawi, melainkan pada kedekatan dengan Allah.

Menghidupkan Ketenteraman dengan Mendekatkan Diri kepada Allah

Ketika manusia merasa tenang bersama orang-orang yang mereka cintai, Ibnul Qoyyim menegaskan bahwa ketenangan sejati hanya ditemukan bersama Allah. Sejumlah pakar dalam bidang psikologi dan pengembangan diri melihat bahwa ini adalah prinsip mendasar dalam mencapai keseimbangan emosional dan mental.

Banyak orang mengira bahwa kedekatan dengan sesama, pimpinan, hingga pejabat yang berpengaruh, dapat memberikan ketenangan yang abadi. Tetapi, tanpa Allah, hubungan-hubungan ini akan terasa hampa. Allah adalah tempat bersandar yang sempurna, dan dengan mendekat kepada-Nya, kita akan merasakan ketenangan yang tidak bisa diukur dengan dunia.

Berusaha Mencintai Allah untuk Meraih Kemuliaan Tertinggi

Ibnul Qoyyim juga mengingatkan, "Bila manusia mendekatkan diri mereka kepada raja-raja dan pemimpin-pemimpin untuk mendapatkan kemuliaan, maka kenalkanlah diri engkau kepada Allah." Inilah yang membedakan kita sebagai seorang yang beriman; kita tidak mencari kemuliaan dari sesama manusia, melainkan dari Allah. Dengan meraih cinta-Nya, kita akan mendapatkan kemuliaan yang jauh lebih tinggi dari apa pun yang bisa diberikan dunia.

Para praktisi pengembangan diri meyakini, bahwa pencapaian terbesar dalam hidup bukanlah sekedar materi atau jabatan, melainkan hubungan kita dengan Allah. Melalui tauhid dan aqidah yang kokoh, kita dapat meraih derajat kemuliaan tertinggi di sisi Allah. Neurosains mendukung hal ini dengan menunjukkan bahwa individu yang memiliki tujuan spiritual yang kuat cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan lebih tangguh dalam menghadapi tekanan hidup.

Menutup dengan Keimanan dan Kesyukuran

Senantiasalah bersama Allah, karena Dialah sumber segala ketenangan, kekuatan, dan kebahagiaan sejati. Dengan senantiasa bersama-Nya, kita akan memiliki ketenangan dalam setiap langkah, baik di saat suka maupun duka. Allah senantiasa ada untuk kita, hanya tinggal bagaimana kita merespons kehadiran-Nya dalam hidup kita.

Pada akhirnya, hidup ini adalah perjalanan menuju Allah. Jika kita memahami bahwa segala sesuatu datang dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya, kita akan lebih mampu menjalani hidup dengan penuh kesabaran, keridhaan, dan rasa syukur. Inilah rahasia dari kebahagiaan sejati yang tidak terikat oleh dunia, melainkan berakar pada iman yang mendalam.

Mari kita senantiasa bersama Allah, karena hanya dengan begitu, kita akan menemukan arti sejati dari kehidupan ini dan meraih kebahagiaan yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun