Ibnul Qoyyim juga mengingatkan, "Bila manusia mendekatkan diri mereka kepada raja-raja dan pemimpin-pemimpin untuk mendapatkan kemuliaan, maka kenalkanlah diri engkau kepada Allah." Inilah yang membedakan kita sebagai seorang yang beriman; kita tidak mencari kemuliaan dari sesama manusia, melainkan dari Allah. Dengan meraih cinta-Nya, kita akan mendapatkan kemuliaan yang jauh lebih tinggi dari apa pun yang bisa diberikan dunia.
Para praktisi pengembangan diri meyakini, bahwa pencapaian terbesar dalam hidup bukanlah sekedar materi atau jabatan, melainkan hubungan kita dengan Allah. Melalui tauhid dan aqidah yang kokoh, kita dapat meraih derajat kemuliaan tertinggi di sisi Allah. Neurosains mendukung hal ini dengan menunjukkan bahwa individu yang memiliki tujuan spiritual yang kuat cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan lebih tangguh dalam menghadapi tekanan hidup.
Menutup dengan Keimanan dan Kesyukuran
Senantiasalah bersama Allah, karena Dialah sumber segala ketenangan, kekuatan, dan kebahagiaan sejati. Dengan senantiasa bersama-Nya, kita akan memiliki ketenangan dalam setiap langkah, baik di saat suka maupun duka. Allah senantiasa ada untuk kita, hanya tinggal bagaimana kita merespons kehadiran-Nya dalam hidup kita.
Pada akhirnya, hidup ini adalah perjalanan menuju Allah. Jika kita memahami bahwa segala sesuatu datang dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya, kita akan lebih mampu menjalani hidup dengan penuh kesabaran, keridhaan, dan rasa syukur. Inilah rahasia dari kebahagiaan sejati yang tidak terikat oleh dunia, melainkan berakar pada iman yang mendalam.
Mari kita senantiasa bersama Allah, karena hanya dengan begitu, kita akan menemukan arti sejati dari kehidupan ini dan meraih kebahagiaan yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H