Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Produktivitas, Menerima Kenyataan, dan Membebaskan Diri dari Harapan yang Tidak Realistik

28 September 2024   06:03 Diperbarui: 28 September 2024   06:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menerima keterbatasan adalah kunci produktivitas sejati.|Foto: alohafim.com

Burkeman menekankan pentingnya fokus pada prioritas utama dan mengatur ulang harapan kita terhadap apa yang sebenarnya bisa kita capai. Ini bukan berarti menyerah pada tugas-tugas, melainkan tentang menyadari bahwa kita tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan "300 hal sekaligus." Menjaga diri dari beban berlebihan adalah salah satu cara terbaik untuk mempertahankan kesehatan mental dan fisik kita, sekaligus meningkatkan produktivitas jangka panjang.

Sebagai contoh, Tiffany Dufu, seorang eksekutif sukses dan penulis buku Drop the Ball, pernah merasa bahwa tidak menyelesaikan semua tugas dalam daftarnya adalah bentuk kegagalan. Namun, setelah bertahun-tahun merasa bersalah karena tidak bisa mempertahankan jadwal yang tidak mungkin dipenuhi, ia menyadari bahwa tidak apa-apa untuk melepaskan sebagian tugas dan meminta bantuan ketika dibutuhkan.

Menerima Realitas Ketika Terbebani

Ketika kita merasa terbebani oleh berbagai tuntutan di tempat kerja, tanggung jawab di rumah, dan kebutuhan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik kita, sering kali kita mencoba untuk menyelesaikan semuanya sekaligus. Ini adalah kesalahan umum. Burkeman menyarankan agar kita mulai menerima kenyataan bahwa kita tidak dapat mengerjakan semuanya dalam satu waktu.

Mungkin ada proyek besar yang memakan waktu dan memaksa kita untuk menunda kegiatan rutin, seperti kopi pagi dengan rekan kerja atau mengambil lebih banyak pekerjaan dengan harapan dinilai lebih berharga oleh atasan. Namun, pada akhirnya, kita harus menerima bahwa menetapkan batasan adalah bagian dari menjaga keseimbangan hidup. Kita tidak menjadi teman atau profesional yang kurang baik hanya karena harus menyesuaikan prioritas.

Faktanya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Oak Engage pada Maret 2024, sebanyak 47% karyawan merasa stres atau kewalahan di tempat kerja. Kondisi ini bukan hanya mengurangi kepuasan kerja, tetapi juga bisa menyebabkan burnout yang merusak produktivitas.

Menemukan Kebebasan dalam Menerima Kenyataan

Menerima kenyataan bukan berarti kita berhenti berusaha. Justru sebaliknya, ini adalah tindakan yang penuh kesadaran dan tanggung jawab. Dengan menerima bahwa kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatu, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Ini membuka jalan bagi kita untuk bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras, dan melepaskan diri dari beban yang tidak perlu.

Produktivitas yang sejati tidak datang dari terus-menerus mendorong diri hingga ke titik kelelahan. Sebaliknya, produktivitas yang berkelanjutan muncul ketika kita memahami batasan kita sebagai manusia dan memprioritaskan hal-hal yang benar-benar memberikan nilai dalam hidup kita. Burkeman menyebut ini sebagai "mengurangi ambisi tidak realistis" dan lebih memilih untuk hidup dengan tenang dalam batasan waktu yang kita miliki.

Dengan demikian, kita tidak hanya membebaskan diri dari harapan yang tidak realistis, tetapi juga membuka pintu bagi kehidupan yang lebih bermakna, lebih damai, dan lebih produktif.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun