Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

PON 2024: Dari Kebanggaan Menjadi Kekecewaan - Mengapa Kita Harus Peduli?

23 September 2024   11:11 Diperbarui: 23 September 2024   11:19 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam PON, integritas itu kunci, sportivitas adalah jalan. Tapi sayang, terlalu banyak catatan|Foto: Kompas.com

"Keberhasilan tidak ditentukan oleh seberapa besar anggaran yang kita miliki, tetapi oleh seberapa besar komitmen kita untuk menjalankan tanggung jawab dengan integritas dan semangat sportivitas."

Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Aceh-Sumatra Utara 2024 harus mendapat rapor merah, sebuah penilaian yang sangat diperlukan untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya penyelenggaraan yang baik. Dengan partisipasi 12.919 atlet, PON 2024 mencatatkan diri sebagai yang terbesar sepanjang sejarah, namun sayangnya hal itu tak diimbangi dengan persiapan yang memadai.

Besarnya Anggaran, Kecilnya Hasil

Anggaran sebesar Rp3,94 triliun, yang terdiri dari Rp2,2 triliun dari APBN dan Rp1,74 triliun dari APBD, seharusnya menciptakan penyelenggaraan yang megah. Namun, kenyataannya berbeda. Masalah akomodasi atlet, konsumsi yang tidak layak, dan venue yang amburadul menjadi sorotan utama. Ketidaksiapan panitia sangat terasa, menciptakan suasana yang jauh dari harapan.

Dugaan Penyelewengan Anggaran

Kondisi ini menimbulkan kecurigaan adanya penyelewengan anggaran. Pengurus KONI daerah menilai PON 2024 sebagai yang terburuk dalam sejarah penyelenggaraan. Ini menjadi catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh Satuan Tugas (Satgas) yang dibentuk Presiden Joko Widodo. Satgas diharapkan dapat menelusuri dugaan penyelewengan ini dan mengembalikan kepercayaan publik.

Kehilangan Spirit Sportivitas

Kekecewaan publik, termasuk atlet dan ofisial, semakin meningkat ketika praktik pengabaian sportivitas terlihat jelas. Keberhasilan yang dicari dalam ajang ini harusnya berlandaskan pada sportivitas dan integritas, bukan sekadar mengejar medali. Banyak cabang olahraga, seperti sepak bola dan tinju, terjerat dalam kecurangan yang merusak citra PON.

Pentingnya Evaluasi dan Audit Total

Mendesak adanya evaluasi dan audit total menjadi langkah yang tak bisa ditunda. Penyelenggaraan PON harus kembali mencerminkan kebanggaan nasional. Dalam waktu empat tahun ke depan, kita akan menghadapi PON Nusa Tenggara 2028. Penting bagi pemerintah untuk belajar dari kesalahan PON 2024 agar kesalahan serupa tidak terulang.

Mengembalikan Spirit PON

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun