Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Design Thinking Kunci untuk Menciptakan Solusi yang Memikat dan Relevan

22 September 2024   10:37 Diperbarui: 22 September 2024   10:43 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi dimulai dengan empati.|Foto: charlesleon.uk

"Ketika kita memahami kebutuhan pengguna, kita tidak hanya menciptakan produk; kita membangun pengalaman yang bermakna."

Design Thinking for Innovation: Menggali Potensi dan Mewujudkan Inovasi
Berubah, atau punah. Hanya ada dua pilihan itu yang sekarang ini yang dihadapi oleh perusahaan dimana pun mereka berada.

Dalam dunia yang terus berubah, organisasi dihadapkan pada kebutuhan untuk beradaptasi dan berinovasi guna memenuhi ekspektasi pengguna yang dinamis. Salah satu pendekatan yang semakin populer dan efektif untuk mencapai hal ini adalah Design Thinking.

Dengan menggabungkan pola pikir kreatif dan analitis, Design Thinking menyediakan kerangka kerja yang sistematis untuk memecahkan masalah sekaligus menciptakan solusi inovatif yang relevan.

Memahami Design Thinking

Design Thinking terdiri dari lima tahapan kunci: Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Proses ini bersifat iteratif, artinya ide terus diuji dan disempurnakan sebelum diwujudkan menjadi produk atau layanan final. Tahapan ini memungkinkan organisasi untuk memahami pengalaman pengguna secara mendalam, mendefinisikan masalah dengan lebih jelas, dan menghasilkan solusi yang relevan serta bernilai.

Contoh Kasus Nyata: Transformasi Produk di AirBnB

Sebagai salah satu contoh sukses penerapan Design Thinking, AirBnB, platform sewa penginapan global, awalnya mengalami kesulitan menarik perhatian konsumen. Pendapatan mereka sangat rendah, dan pertumbuhan hampir stagnan. Menghadapi tantangan tersebut, tim pendiri AirBnB menerapkan Design Thinking dengan fokus pada Empathize --- memahami secara mendalam pengalaman dan kesulitan yang dihadapi pengguna saat mencari penginapan.

Tim ini mulai menghabiskan waktu dengan calon pengguna, mendengarkan masalah yang dihadapi, seperti kualitas foto yang tidak memadai di daftar properti. Setelah mendefinisikan masalah, mereka menyusun langkah-langkah kreatif untuk menyelesaikannya: mengirimkan fotografer profesional ke rumah-rumah pengguna untuk meningkatkan kualitas visual. Pendekatan sederhana ini langsung menghasilkan peningkatan pesat dalam pemesanan dan mendorong pertumbuhan platform. Hasilnya, AirBnB tumbuh menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka dunia. Studi kasus ini menunjukkan bagaimana Design Thinking mampu mengubah ide menjadi solusi yang berdampak besar.

Menggali Kebutuhan Pengguna

Langkah pertama dalam Design Thinking adalah memahami kebutuhan pengguna secara mendalam, dan alat penting untuk melakukan ini adalah peta empati. Dengan menggunakan peta empati, kita dapat mengeksplorasi perasaan, pikiran, dan harapan pengguna. Proses ini tidak hanya membantu kita mengidentifikasi masalah yang sebenarnya, tetapi juga membangun hubungan emosional yang lebih kuat dengan pengguna. Ini penting dalam memastikan solusi yang dihasilkan relevan dan dapat meningkatkan pengalaman pengguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun