Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Manajemen Risiko Proaktif, Kunci Sukses Menghadapi Tantangan Masa Depan

23 September 2024   08:37 Diperbarui: 23 September 2024   08:45 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antisipasi adalah kunci untuk mengatasi masalah yang belum muncul.|Foto: etedge-insights.com

Dalam era digital saat ini, kemampuan untuk menganalisis data dan mengidentifikasi pola adalah alat yang sangat berharga dalam manajemen risiko. Menurut laporan dari Deloitte tahun 2023, 76% perusahaan global menyatakan bahwa mereka meningkatkan investasi dalam analisis risiko berbasis data untuk meningkatkan ketahanan bisnis . Pemimpin yang menggabungkan wawasan data dengan analisis risiko proaktif dapat merancang strategi yang lebih terfokus dan efektif.

Menyusun Rencana Tindakan yang Fleksibel

Setelah menganalisis persoalan potensial, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan yang fleksibel. Rencana yang efektif harus mampu beradaptasi terhadap perubahan di lapangan. Perusahaan-perusahaan seperti Microsoft telah menunjukkan betapa pentingnya rencana tindakan yang lincah dalam menghadapi perubahan pasar.

Saat pandemi COVID-19 menghantam dunia, Microsoft, di bawah kepemimpinan Satya Nadella, mampu merespons dengan cepat. Mereka meningkatkan investasi pada platform cloud Azure untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang beralih ke kerja jarak jauh. Tindakan cepat ini memungkinkan Microsoft mengantisipasi lonjakan kebutuhan digital global dan mengamankan posisi dominannya di pasar teknologi .

Menggunakan Data dan Informasi dengan Cerdas

Salah satu tantangan utama dalam analisis persoalan potensial adalah mengumpulkan informasi yang relevan dan akurat. Data yang tepat membantu kita memprediksi risiko dengan lebih akurat. Menggunakan alat analisis data seperti machine learning dan big data analytics, perusahaan dapat memahami pola dan tren yang mungkin tidak terlihat dengan metode konvensional.

Laporan McKinsey menyoroti bahwa perusahaan yang menggunakan analisis data secara efektif untuk manajemen risiko mampu mengurangi kerugian hingga 30% dan meningkatkan efisiensi operasional . Dalam praktiknya, analisis data tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi risiko, tetapi juga untuk menciptakan peluang baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Membangun Budaya Kesadaran Risiko

Budaya kesadaran risiko harus menjadi bagian integral dari setiap organisasi yang sukses. Perusahaan seperti Toyota telah menerapkan prinsip manajemen risiko ke dalam setiap lapisan operasionalnya. Salah satu filosofi Toyota, yaitu kaizen (perbaikan berkelanjutan), menekankan pentingnya setiap individu di perusahaan untuk bertanggung jawab dalam mengidentifikasi risiko dan berkontribusi pada solusi.

Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi karyawan adalah salah satu cara untuk menumbuhkan budaya kesadaran risiko. Menurut survei Harvard Business Review, perusahaan yang berhasil menanamkan budaya ini menunjukkan tingkat ketahanan bisnis yang lebih tinggi saat menghadapi krisis .

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun