"Pendidikan bukanlah beban, melainkan investasi paling berharga dan strategis yang kita tanamkan untuk masa depan. Setiap rupiah yang kita alokasikan hari ini adalah fondasi peradaban esok."
Pendidikan merupakan fondasi bagi keberlanjutan bangsa dan kemajuan peradaban. Dalam perspektif kebijakan publik dan manajemen risiko, alokasi anggaran pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi merupakan investasi jangka panjang yang menentukan masa depan suatu negara. Namun, sayangnya, realitas politik sering kali mengaburkan pandangan terhadap pentingnya pendidikan sebagai investasi strategis.
Mengapa Anggaran Pendidikan Harus Dijaga?
Anggaran pendidikan seharusnya dianggap sebagai elemen krusial dalam membentuk kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif. Sebagai sebuah investasi, efek dari anggaran pendidikan tidak dapat dilihat dalam jangka pendek, tetapi akan terasa dalam beberapa dekade ke depan. Ketika alokasi anggaran untuk pendidikan dikurangi atau dipangkas, seperti yang belakangan ini sering terjadi, dampaknya akan sangat signifikan bagi generasi mendatang.
Contoh konkret adalah rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mengubah formula anggaran pendidikan dari basis belanja negara menjadi pendapatan negara. Sekilas terlihat sebagai langkah yang pragmatis, namun di baliknya tersembunyi potensi risiko yang besar. Dengan perubahan tersebut, anggaran pendidikan tahun 2024 akan turun dari Rp 665 triliun menjadi Rp 560,4 triliun (Tempo.co, 10/09/2024). Penurunan sebesar itu tentu akan berdampak pada kualitas pendidikan di berbagai jenjang, mulai dari infrastruktur hingga kesejahteraan guru.
Siasat di Balik Pemangkasan Anggaran
Pemangkasan anggaran pendidikan untuk memenuhi agenda politis sesungguhnya adalah sebuah langkah yang sangat berisiko. Jika kita telaah lebih dalam, penggunaan cadangan anggaran pendidikan untuk membiayai program-program non-prioritas dapat mengancam masa depan generasi muda. Dana sebesar Rp 113 triliun dialokasikan untuk empat program percepatan pemerintahan baru, yang sebagian besar tidak relevan dengan pendidikan . Dampaknya, cadangan anggaran pendidikan turun drastis hingga Rp 66,85 triliun .
Di satu sisi, argumen pemerintah bahwa pemotongan ini bertujuan untuk menjaga ketahanan fiskal tampak masuk akal. Namun, dalam konteks jangka panjang, kebijakan ini berpotensi menciptakan kesenjangan pendidikan yang lebih besar dan memperlambat laju peningkatan kualitas SDM di Indonesia.
Pentingnya Perspektif Jangka Panjang dalam Pendidikan
Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita tidak hanya membicarakan hari ini atau besok, tetapi tentang masa depan. Sebuah bangsa yang tidak memberikan perhatian serius terhadap pendidikan akan sulit bersaing di kancah global. Negara-negara maju seperti Finlandia dan Singapura, misalnya, telah lama menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam anggaran nasional mereka. Mereka memahami bahwa kualitas pendidikan yang baik adalah kunci untuk menciptakan inovasi, meningkatkan daya saing ekonomi, dan memajukan peradaban.