Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Giatlah Menambah Ilmu Seiring Usiamu yang Batasnya Semakin Mendekat

18 September 2024   06:07 Diperbarui: 18 September 2024   06:11 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tambah usia, tambah ilmu, tambah dekat dengan Allah.|Foto: muslim.sg

"Usia yang terus bertambah seharusnya diiringi dengan ilmu yang bertambah. Setiap detik adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki amal, dan menambah keyakinan."

Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan seorang hamba. Tanpanya, langkah kita akan tertatih dalam kegelapan, tersesat dalam ketidaktahuan, dan terperangkap dalam jebakan nafsu yang tak terkendali. Maka, menuntut ilmu menjadi kewajiban yang tak lekang oleh waktu, bahkan semakin mendesak seiring bertambahnya usia.

Dalam hidup yang fana ini, kita seringkali terjebak dalam rutinitas harian, seakan-akan lupa bahwa usia kita terus berkurang dan kematian semakin mendekat. Lalu, apa yang sudah kita tambahkan untuk bekal di akhirat? Apakah hanya harta, status, ataukah ilmu yang akan menuntun kita menuju ridha-Nya?

Allah Ta'ala, dalam firman-Nya, memberikan sebuah petunjuk yang mendalam kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan tentu juga kepada kita semua. Firman-Nya:

"Dan katakanlah (wahai Muhammad): 'Ya Rabb-ku, tambahkanlah ilmu kepadaku.'"  (QS. Thaahaa 20: 114)

Betapa agungnya ajaran ini, ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri memerintahkan Nabi yang paling mulia, kekasih-Nya, untuk selalu meminta tambahan ilmu. Apalagi kita, manusia yang penuh dengan kekurangan dan dosa, tentulah lebih memerlukan ilmu yang akan menjadi penunjuk jalan lurus.

Ilmu sebagai Bekal Menuju Akhirat

Setiap hari yang kita lalui mendekatkan kita pada satu kepastian, yaitu kematian. Waktu terus berjalan, usia kita semakin bertambah, namun apakah ilmu kita juga bertambah? Atau justru kita terjebak dalam kebodohan yang disengaja, memilih kenyamanan duniawi dan menolak untuk memperdalam ilmu agama yang akan menyelamatkan kita di akhirat kelak?

Imam Syafi'i rahimahullah pernah berkata, “Ilmu bukanlah sekadar teori yang kamu hafal, tetapi yang bermanfaat dalam kehidupanmu.” Ilmu yang hakiki bukan hanya tersimpan di dalam buku atau sekadar terucap dalam lisan, tetapi ilmu yang membawa perubahan nyata dalam sikap, tutur kata, dan amal perbuatan. Ilmu yang mengantarkan kita semakin yakin kepada Allah, semakin giat beribadah, dan semakin baik dalam memperlakukan sesama.

Tambahlah Ilmu dengan Niat yang Lurus

Segala sesuatu berawal dari niat. Ketika kita menuntut ilmu, apakah niat kita telah lurus? Apakah kita menuntut ilmu hanya untuk mengejar gelar, status, atau kepentingan dunia semata? Ataukah kita menuntut ilmu karena ingin mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki ibadah, dan menjadi lebih baik sebagai hamba-Nya?

Niat yang tulus akan membuka jalan bagi kita untuk memperoleh keberkahan ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu (belajar agama) yang seharusnya diharap adalah wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat.” (HR. Abu Daud no. 3664)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun