Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Di Balik Keterbatasan Anggaran: Solusi Cerdas untuk Transportasi Berkelanjutan

5 September 2024   07:18 Diperbarui: 5 September 2024   07:43 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggaran terbatas bukan hambatan, justru ini bisa jadi dorongan untuk inovasi dan efisiensi. | Foto: ysforum.com

"Di balik keterbatasan anggaran, terletak peluang untuk berinovasi, berpikir cerdas, dan menciptakan transportasi yang ramah lingkungan dan efisien. Setiap langkah kecil menuju keberlanjutan adalah warisan besar untuk generasi masa depan."

Kementerian Keuangan melaporkan bahwa posisi utang pemerintah Indonesia mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024, meningkat sebesar Rp14,59 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan rasio utang pemerintah yang mencapai 38,71% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menjadi jelas bahwa pengelolaan anggaran negara memerlukan perhatian ekstra. Dalam konteks ini, perencanaan dan pelaksanaan kebijakan publik harus dilakukan dengan efisiensi maksimal, terutama dalam sektor-sektor kritis seperti transportasi berkelanjutan.

Tantangan Keterbatasan Anggaran

Transportasi berkelanjutan adalah salah satu pilar penting dalam membangun kota-kota yang ramah lingkungan dan efisien. Namun, tantangan utama yang sering dihadapi oleh banyak pemerintah daerah dan kota adalah keterbatasan anggaran. Keterbatasan ini sering kali menjadi penghalang dalam implementasi proyek-proyek transportasi yang inovatif dan ramah lingkungan.

Keterbatasan anggaran ini memaksa pemerintah untuk melakukan penyesuaian prioritas dan pengelolaan dana yang lebih cermat. Kebijakan-kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari efisiensi anggaran hingga dampak jangka panjang terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dalam hal ini, peran manajemen risiko dan analisis kebijakan publik menjadi sangat penting. Yaitu, untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diimplementasikan tidak hanya efisien secara biaya, tetapi juga berdampak signifikan.

Prioritas Kegiatan Transportasi Berkelanjutan

Dalam merespons tantangan tersebut, ada baiknya kota dan pemerintah daerah perlu merumuskan sejumlah kebijakan prioritas. Sebagai gambaran, berikut adalah urutan beragam kebijakan yang didasarkan pada investasi anggaran yang diperlukan, mulai dari kegiatan berbiaya rendah hingga tinggi. Kota atau pemerintah daerah bisa menyesuaikan untuk optimalisasi pemanfaatan anggarannya.

1. Kolaborasi dan Koordinasi. Kegiatan ini berfokus pada kolaborasi dengan dinas lain untuk meningkatkan penggunaan transportasi publik melalui strategi push and pull. Kegiatan ini relatif berbiaya rendah karena hanya memerlukan koordinasi administratif dan tidak memerlukan investasi infrastruktur besar. Dengan mengoptimalkan kolaborasi lintas sektoral, pemerintah dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam memilih moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.

2. Edukasi dan Informasi Masyarakat. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat transportasi berkelanjutan melalui kampanye edukasi. Mengingat biaya kampanye ini relatif rendah, pemerintah dapat memanfaatkan media konvensional dan digital untuk menjangkau masyarakat luas. Penyampaian informasi yang mudah dipahami juga akan membantu masyarakat memahami pentingnya transportasi yang lebih ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun