Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tunduk di Hadapan Allah, Tinggi di Mata-Nya: Kekuatan Kerendahan Hati dalam Dakwah

11 September 2024   06:07 Diperbarui: 11 September 2024   06:12 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerendahan hati dalam dakwah adalah kunci menuju kemuliaan yang hakiki.|Foto: ngaji.id

Kerendahan hati dalam dakwah bukanlah untuk menjatuhkan martabat diri, melainkan cara Allah untuk memuliakan hamba-Nya yang taat. Lihatlah bagaimana Allah sering menyebut Nabi Muhammad –shollallahu 'alaihi wasallam– sebagai "hamba-Nya" dalam Al-Qur'an. Sebutan ini bukan untuk merendahkan beliau, tetapi untuk menunjukkan betapa tingginya kedudukan seorang hamba yang taat dan tunduk sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Nabi Muhammad –shollallahu 'alaihi wasallam– menjadi contoh teladan tertinggi tentang bagaimana kerendahan hati membawa kepada kemuliaan yang hakiki.

4. Menatap Akhir yang Baik

Pejuang tauhid tidak pernah menilai dirinya dari apa yang dilihat oleh manusia saat ini. Mereka memandang jauh ke depan, menatap akhir yang baik yang dijanjikan oleh Allah. Karena itu, mereka tidak pernah merasa rugi untuk merendahkan diri di dunia ini, sebab mereka tahu, kemuliaan yang abadi menanti mereka di akhirat.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad –shollallahu 'alaihi wasallam–, "Barangsiapa yang merendahkan diri di hadapan Allah, maka Allah akan meninggikan derajatnya" (HR. Muslim). Ini adalah janji yang pasti, bahwa setiap hamba yang dengan tulus merendahkan dirinya demi Allah, akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya.

Kesimpulan:

Merasa rendah dalam dakwah bukanlah tanda kelemahan, melainkan sebuah kekuatan yang tersembunyi di balik kesadaran akan kebesaran Allah. Kerendahan hati ini adalah pintu gerbang menuju kemuliaan yang hakiki, yang hanya dapat diraih oleh mereka yang benar-benar tunduk dan taat kepada-Nya. Oleh karena itu, mari kita terus berjuang di jalan-Nya dengan hati yang penuh kerendahan, agar kita dapat mencapai kedudukan yang tinggi di sisi-Nya.

Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus merendahkan hati di hadapan Allah dan mengisinya dengan ilmu, hikmah, serta kebajikan. Semoga Allah selalu membimbing langkah kita dalam meniti jalan dakwah ini. Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun