Di tengah gemerlap dunia yang fana, terkadang kita terlena oleh godaan kemewahan dan kemegahan yang sesaat. Dunia seakan menjadi segalanya, menggoda setiap jiwa untuk mengejarnya dengan segala cara. Namun, di balik keindahannya yang memukau, dunia ini hanyalah persinggahan sementara.
Dalam peringatan yang begitu mendalam, sahabat Nabi, 'Utsman bin Affan rodhiyallahu 'anhu, menyampaikan sebuah nasihat yang begitu berharga, "Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memberikan dunia kepada kalian agar kalian dapat mencari akhirat dengannya, dan tidaklah Allah memberikan dunia agar kalian condong kepadanya. Sungguh, dunia akan binasa sementara akhirat akan abadi..."
Dalam kutipan tersebut, tersimpan sebuah pesan penting: Pilihlah dan prioritaskan yang abadi. Kehidupan dunia ini ibarat bayangan yang berlari. Semakin kita kejar, semakin ia menjauh. Namun, jika kita berfokus pada akhirat yang kekal, dunia akan datang dengan sendirinya, karena dunia hanyalah alat, bukan tujuan. Seperti seorang musafir yang menempuh perjalanan jauh, kita hanya singgah sejenak di dunia ini untuk mengumpulkan bekal bagi perjalanan yang lebih panjang, yaitu akhirat.
Mengapa Memilih yang Abadi ?
Di antara pilihan yang kita hadapi setiap hari, ada dua yang paling mendasar: dunia dan akhirat. Dunia ini, dengan segala kenikmatannya, memiliki batas waktu. Kesejahteraan, kekayaan, dan ketenaran yang kita kejar hanyalah sementara. Semua akan hilang seiring waktu, ditelan oleh ketidakpastian hidup. Sedangkan akhirat, adalah tempat kembalinya segala sesuatu. Semua amalan, perbuatan, dan niat akan ditimbang dan dinilai di sana.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim menyampaikan dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-, bahwasannya Rasululullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah mengatakan,
“Ya Allah, tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat.”
Kita perlu merenung, mengapa kita berusaha begitu keras untuk sesuatu yang fana dan sementara? Mengapa kita tidak berinvestasi lebih pada sesuatu yang abadi dan kekal? Pilihan ini bukan hanya soal prioritas, tetapi juga soal hikmah dan pemahaman tentang tujuan hidup kita di dunia ini.
Memanfaatkan Dunia untuk Akhirat
Allah SWT tidak menciptakan dunia ini sia-sia. Dunia adalah ladang amal untuk akhirat. Ia adalah tempat kita menanam benih-benih kebaikan yang akan kita tuai hasilnya di kehidupan selanjutnya. Dalam hal ini, dunia harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk meraih ridha Allah SWT. Seperti yang disampaikan oleh ‘Utsman bin Affan, janganlah dunia membuat kita sombong, dan jangan pula menyibukkan kita dari yang abadi. Dunia ini hanyalah jembatan, dan kita tidak boleh membangun rumah di atas jembatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti kita harus pandai-pandai membagi waktu dan perhatian kita. Misalnya, dalam bekerja, kita harus memiliki niat yang lurus, bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk beribadah kepada Allah SWT. Begitu juga dalam setiap aktivitas kita, baik itu dalam berkeluarga, bermasyarakat, atau berbisnis, semuanya harus dilandasi dengan niat untuk mencari ridha Allah dan menggapai akhirat.
Menghindari Tipu Daya Dunia