Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajar dengan Hati: Kunci Menjadi Guru yang Berkesan dan Termaknai

29 Agustus 2024   08:47 Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:29 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru sejati mengajar dengan hati dan membimbing menuju kedekatan dengan Allah. | Foto: Siti Nuraeni

Saya hanya tersenyum, saat ada guru yang dari luar kota bercerita dengan semangat empat-lima tentang pengalamannya di sekolah. Panjang lebar ia pun bercerita bagaimana tips agar keberadaannya di sekolah disukai oleh siswa-siswanya. Ironisnya, itu telah ia lakukan puluhan tahun di sekolahnya.

Ya, tak bisa dipungkiri sebenarnya, dalam dunia pendidikan seringkali kita mendengar betapa pentingnya menjadi guru yang disukai oleh murid-murid. Popularitas di kalangan siswa sering kali dianggap sebagai salah satu indikator keberhasilan seorang guru.

Namun, apakah cukup hanya menjadi guru yang menyenangkan? Apakah menjadi seorang guru yang disukai murid adalah tujuan akhir yang harus kita kejar?

Artikel ini akan mengajak kita untuk merenungkan lebih jauh, menembus lapisan-lapisan superfisial dari konsep "guru yang disukai" dan menggali makna sejati dari seorang pendidik.

Jangan Hanya Jadi Guru yang Menyenangkan dan Populer Saja

Menjadi guru yang populer di kalangan siswa memang penting, namun hal ini tidak seharusnya menjadi satu-satunya tujuan kita. Terlalu fokus pada upaya untuk menjadi disukai dapat membuat kita melupakan tujuan utama pendidikan: membentuk karakter, memberikan ilmu yang bermanfaat, dan menanamkan nilai-nilai moral serta spiritual yang kokoh.

Seorang guru yang hanya berfokus pada popularitas mungkin cenderung menghindari memberikan tantangan kepada siswa atau mengurangi standar akademik demi mendapatkan simpati. Hal ini tidak hanya merugikan siswa, tetapi juga mencederai integritas seorang pendidik.

Mengutamakan popularitas di atas kualitas bisa berujung pada pendekatan yang dangkal dalam mengajar. Seorang guru yang benar-benar berkomitmen untuk kebaikan murid-muridnya tidak akan takut untuk memberikan tantangan, menegur dengan penuh kasih sayang, atau memberikan tugas yang mungkin tidak disukai oleh siswa, tetapi memiliki nilai pendidikan yang tinggi.

Karena itu, penting untuk menyadari bahwa menjadi guru yang disukai saja tidaklah cukup. Kita harus melangkah lebih jauh dan menjadi guru yang benar-benar dicintai, dihormati, dan dipercaya.

Jadilah Guru yang Dicintai, Dihormati, dan Dipercaya

Untuk menjadi guru yang dicintai, dihormati, dan dipercaya, kita harus melampaui ekspektasi umum. Cinta, rasa hormat, dan kepercayaan tidak dapat dibeli dengan kesenangan atau popularitas semata; mereka harus diperoleh melalui dedikasi, ketulusan, dan integritas. Dan tak jarang, dengan air mata.

Guru yang dicintai bukanlah mereka yang selalu memberikan kemudahan. Tetapi, mereka yang memberikan perhatian, mendengarkan dengan penuh kesabaran, dan memberikan dukungan moral serta spiritual di setiap langkah perjalanan pendidikan siswa.

Guru yang dihormati adalah mereka yang memiliki otoritas, bukan otoritarianisme; yang bisa menyeimbangkan antara disiplin dan kasih sayang. Seorang guru yang dihormati tidak mendikte, tetapi menginspirasi. Dia adalah teladan hidup yang menunjukkan bagaimana menjalani hidup dengan integritas dan kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun