"Setiap kata yang kita tulis adalah cahaya yang menuntun jiwa, mengajak kepada kebaikan, menjauhkan dari keburukan, dan menjadi saksi di hadapan Allah."
Dalam setiap helaan nafas kehidupan, seorang penulis muslim memikul amanah yang begitu agung. Amanah yang tak sekadar menorehkan kata-kata di atas kertas atau layar, tetapi menanamkan hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam dalam setiap kalimat yang ditulis. Di dalam tulisan itu, ada cahaya yang bisa menerangi dunia.
Sebagaimana seorang mujahid yang berdiri tegak di medan pertempuran, seorang penulis muslim berada di garis depan medan dakwah bil qalam. Ia adalah perpanjangan lidah para Nabi, penghubung umat dengan nilai-nilai Islam yang luhur dan mulia.
Prioritas dalam Menulis
Dalam menjalankan tugas ini, seorang penulis muslim hendaklah mengutamakan menulis karya-karya yang mendekatkan pembaca pada kebesaran Allah SWT. Tulisan yang berlandaskan niat yang ikhlas dan penuh kesadaran akan tujuan hidup, yakni mengabdi kepada-Nya dan menuntun sesama menuju jalan yang diridai-Nya.
Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur'an, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" (QS. Az-Zariyat 51: 56). Ini menjadi landasan bahwa setiap tulisan yang dihasilkan haruslah berorientasi pada tujuan agung ini, bukan sekadar memenuhi hasrat pribadi atau kebanggaan duniawi.
Keutamaan Dakwah melalui Tulisan
Seorang penulis muslim yang istiqomah di medan dakwah bil qalam memiliki keutamaan yang luar biasa. Sebagaimana disampaikan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda, "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang shalih" (HR. Muslim). Dalam konteks ini, tulisan yang mendidik dan menginspirasi dapat menjadi bagian dari ilmu yang bermanfaat, yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari kiamat.
Tugas yang Mulia
Menulis dalam rangka berdakwah bukanlah tugas yang sepele, melainkan tugas yang mulia, karena ia merupakan tugas para Nabi dan Rasul. Allah SWT berfirman, "Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku" (QS. Al-Anbiya 21: 25). Melalui tulisan, penulis muslim melanjutkan tugas para Rasul, menyebarkan tauhid dan ajaran Islam kepada umat manusia.
Mendapatkan Rahmat Allah